Sempat Rawat Inap, Eks Presiden AS Jimmy Carter Dirawat di Rumah

Mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter dirawat di rumahnya di Plains, Georgia, setelah sempat menjalani rawat inap singkat di rumah sakit.

Carter yang kini berusia 98 tahun itu memutuskan untuk menghabiskan waktu hidupnya yang tersisa di rumah. Ia dirawat di rumah ditemani oleh istrinya, Rosalynn.

Lihat Juga : AS Sebut Aksi Rusia di Ukraina Kejahatan terhadap Kemanusiaan

"Setelah serangkaian rawat inap singkat di rumah sakit, mantan Presiden AS Jimmy Carter hari ini memutuskan untuk menghabiskan sisa waktunya di rumah bersama keluarganya dan menerima perawatan di rumah daripada menjalani perawatan medis tambahan," cuit Carter Center di Twitter, Sabtu (18/2).

"Dia mendapat dukungan penuh dari keluarga dan tim medisnya. Keluarga Carter meminta privasi dan berterima kasih atas perhatian yang ditunjukkan oleh para pengagumnya," tutup pernyataan tersebut.

Jimmy Carter pernah beberapa kali masuk rumah sakit, termasuk ketika mengungkapkan bahwa ia menderita kanker otak pada 2015 dan sembuh di tahun yang sama.

Ia juga sempat dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami retak tulang panggul akibat jatuh di rumahnya pada 2019. Presiden AS ke-93 itu juga pernah dirawat di rumah sakit setelah mengalami infeksi saluran kemih.

Jimmy Carter merupakan mantan presiden AS tertua yang masih hidup. Ia memimpin negara itu dari tahun 1977 hingga 1981 bersama wakilnya, Walter Mondale.

Sebelum menjadi orang nomor satu AS, Carter sempat bekerja sebagai petani kacang. Lalu, ia pernah menjadi Gubernur Georgia pada 1971-1975 sebelum mencalonkan diri menjadi presiden dari Partai Demokrat.

Selama pemerintahannya, Carter menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah gagalnya upaya untuk menyelamatkan 52 tawanan Amerika Serikat di Iran pada 1980 silam.

Masa kepemimpinan Carter sebagai presiden selesai ketika Ronald Reagan dari Partai Republik mengalahkannya pada tahun 1981.

Setahun kemudian, ia mendirikan Carter Center untuk mengadvokasi hak asasi manusia. Kemudian, pada 2002, ia menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian berkat usahanya untuk mempromosikan keadilan sosial dan ekonomi.

Lihat Juga : 2 Jenazah WNI Korban Gempa Turki Dipulangkan 22 Februari