Tentara bayaran Rusia dari Wagner Group mengonfirmasi sudah menerima aliran amunisi lagi setelah sempat ribut dengan pemerintah Negeri Beruang Merah di tengah invasi di Ukraina.
"Hari ini pukul 06.00, diumumkan bahwa pengiriman amunisi sudah dimulai," ujar pendiri Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, pada Kamis (23/2), seperti dikutip Reuters.
Ia kemudian berkata, "Kemungkinan, bola kini bergulir. Sejauh ini, semua di atas kertas, tapi dokumen-dokumen dasar sudah ditandatangani."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepastian ini datang setelah perang pernyataan antara Prigozhin dan pemerintah Rusia memanas beberapa hari belakangan. Semua bermula ketika Prigozhin melaporkan bahwa pasukannya kekurangan amunisi.
Pada Selasa lalu, Prigozhin kemudian menuding Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, dan Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, merupakan dalang di balik kekurangan itu.
"Kepala staf umum dan menteri pertahanan memberikan perintah sana-sini, tak hanya agar tidak memberikan amunisi kepada Wagner, tapi juga supaya tak memberikan bantuan transportasi udara," tutur Prigozhin.
Ia pun mendorong warga Rusia agar mendesak pemerintah Moskow untuk segera mengalirkan amunisi ke kelompok Wagner. Setelah amunisi kembali mengalir, Prigozhin pun berterima kasih kepada warga Rusia.
"Terima kasih banyak kepada mereka yang bertindak dengan berbagai cara, para warga biasa yang melakukan apa pun yang mereka bisa, juga mereka yang di kantor tinggi yang meningkatkan tekanan dan membuat keputusan sehingga mereka mulai memberikan amunisi."
Perseteruan ini merupakan puncak dari persaingan popularitas antara Wagner dan pemerintah Rusia. Selama invasi di Ukraina, Wagner mendulang popularitas.
Mereka mengklaim sejumlah kemenangan besar di Ukraina. Selain itu, Prigozhin juga kerap mengkritik ketidakbecusan komandan dan pasukan Rusia di Ukraina.
Perebutan popularitas ini menggerayangi Rusia dalam beberapa bulan belakangan. Pada Selasa lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, akhirnya menyerukan agar rivalitas di dalam negerinya itu segera dihentikan.
"Kita harus menghentikan segala kontradiksi, formalitas, dendam, kesalahpahaman, dan omong kosong lainnya di dalam departemen kita," tutur Putin.