Kemudian pada 2008, ia dan keluarganya kembali ke Korut. Di negara itu, Oh menyaksikan kehidupan yang kontras saat di Eropa.
Thae lalu kuliah di Universitas Kedokteran Pyongyang. Namun, alih-alih kuliah, dia justru diminta bekerja di lokasi konstruksi dan mengangkut semen.
Belakangan, Korut kekurangan tenaga kerja di seluruh sektor ekonomi mereka. Pemerintah kemudian memerintah mahasiswa, dan siswa, melakukan pekerjaan konstruksi dengan alasan loyalitas terhadap negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika tak patuh, pemerintah bakal menahan jatah makanan dan mengenakan pajak bagi mereka, demikian menurut Laporan Perdagangan Orang yang dirilis Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada 2022.
Oh kemudian sadar kondisi tersebut tak baik untuk keluarganya.
"Itu merupakan saat-saat saya mulai berpikir bahwa saya harus pergi ke luar negeri lagi. Saya tidak akan kembali," tutur dia.
Saat ini, Oh dan keluarganya resmi menjadi pembelot dari Korut. Dia kini tinggal di Seoul bersama keluarga kecilnya.
Meski berhasil angkat kaki dari Korut, Oh sering kepikiran kerabatnya yang masih tinggal di negara otoriter itu.
Ia bahkan tak bisa sekadar menanyakan kabar mereka karena akses dari Korsel ke Korut diblokir.
"Apakah mereka membenci saya? Apakah mereka iri pada saya? Atau mungkinkah mereka mendukung keputusan saya?" ucap dia sambil menitikkan air mata.
(isa/rds)