Eks Tentara Perempuan Korut Ungkap Neraka Kamp Militer: Tanpa Pembalut

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Mar 2023 05:43 WIB
Beberapa mantan prajurit perempuan Korea Utara mengungkapkan betapa mengerikan perlakuan di kamp militer negara itu terhadap para perempuan.
Ilustrasi. Beberapa mantan prajurit perempuan Korea Utara mengungkapkan betapa mengerikan perlakuan di kamp militer negara itu terhadap para perempuan. (AP/Kim In-chul)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa mantan prajurit perempuan Korea Utara mengungkapkan betapa mengerikan perlakuan di kamp militer negara itu terhadap para perempuan.

Kim Dan Geum, perempuan yang sempat bergabung dengan militer Pyongyang usai lulus sekolah menengah atas (SMA), bercerita bahwa semasa menjadi prajurit, ia mengalami hal-hal tak sesuai ekspektasi.

Ia tak bisa mencuci rambut dan pakaian, kelaparan sepanjang waktu, hingga tak mendapat pembalut. Situasi ini sangat jauh dari bayangannya ketika belum bergabung dengan militer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulu, Kim merasa para prajurit perempuan yang bermarkas tepat di depan rumahnya tampak sangat mengagumkan, terutama karena seragam mereka.

"Ketika Anda terdaftar, Anda tidak bisa menganggap bahwa Anda gadis muda. Tak ada waktu untuk berdandan," ujarnya seperti dikutip Radio Free Asia, Kamis (9/3).

"Cuaca di Pyongyang sangat dingin dan saya harus bekerja di tengah angin yang menusuk. Saya melubangi es untuk bisa mencuci rambut dan pakaian."

Kim mengatakan dia selalu kelaparan sepanjang waktu selama berada di militer. Jatah makanan menurutnya tak cukup mengenyangkan.

"Makanan yang diberikan yaitu semangkuk nasi dengan sup kubis dan beberapa lobak asin dan kubis," ujar dia.

Bukan cuma itu, dia bahkan tak bisa mendapatkan pembalut ketika datang bulan.

"Kami tidak mendapatkan pembalut. Sebaliknya mereka memberikan kami satu meter kain kasa yang saya bagi menjadi empat untuk digunakan. Saya bahkan kerap mencuci dan menggunakannya kembali," katanya.

Ia kemudian menegaskan, "Sebagai petugas, kami bahkan tidak mendapatkan pembalut."

Angkatan bersenjata berjenis kelamin perempuan di Korut diperkirakan mencapai sekitar 20 persen, berdasarkan prediksi Korea Selatan.

Prajurit perempuan biasanya ikut kerja berat seperti laki-laki. Mereka membawa batu-batu berat dan kayu bakar di punggung hingga membersihkan lahan pertanian dengan tangan.

[Gambas:Video CNN]

Di Korea Utara, tentara memang dipandang sebagai tenaga kerja sukarela bagi pemerintah.

"Di Korea Utara, semuanya diangkut oleh manusia. Saya telah membawa batu di atas tandu berkali-kali," kata Son Na Jung, tentara perempuan lainnya yang pernah menjadi sersan di Komando Pertahanan Ibu Kota.

"Ketika Anda bergabung dengan militer, gender bukanlah apa-apa. Kami semua hanya lah prajurit. Oleh karena itu, [pekerjaan] harus dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan."

Korut memang baru belakangan ini mulai membuka pendaftaran bagi perempuan yang ingin menjadi tentara.

Keputusan itu diambil ketika pria yang mendaftar menjadi tentara berkurang beberapa tahun terakhir.

Namun, para perempuan yang menjadi tentara hanya diwajibkan mengabdi selama lima tahun. Sementara itu, laki-laki wajib mengabdi selama tujuh hingga delapan tahun.

(blq/has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER