ANALISIS

AUKUS Jalan Terus, Mungkinkah NATO Versi Asia-Pasifik Terbentuk?

CNN Indonesia
Sabtu, 18 Mar 2023 11:08 WIB
Kerja sama trilateral aliansi pertahanan Australia, Inggris, dan AS (AUKUS) jalan terus, mungkinkah NATO versi Asia-Pasifik terbentuk?
Lambang NATO. (AFP/GABRIEL BOUYS)

Meski demikian menurut Rezasyah, langkah baru AUKUS tak serta-merta diterjemahkan sebagai penegasan perluasan NATO ke wilayah Asia Pasifik.

Kecuali, ada langkah-langkah lain yang lebih serius, yang dapat dikatakan sebagai 'ancaman.'

"AUKUS ini tentunya sulit formalkan, misalnya seperti yang ada di pangkalan NATO di Jerman, Prancis, Spanyol. Untuk hal itu, mereka belum kepikiran untuk membuat hal itu," ujar Rezasyah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah ada, itu baru serius. Kalau tiga negara (Australia, Inggris, AS) sering latihan serius, itu baru serius. Itu hanya sebatas nama saja," kata dia.

Lalu bagaimana seharusnya sikap Indonesia melihat pergerakan di kawasan?

Rezasyah menilai ini adalah perang urat saraf yang dilakukan oleh negara-negara kekuatan dunia. Saat ini hal utama yang perlu dilakukan Indonesia ialah bersikap aktif.

"Jangan sampai nanti kita mengiyakan salah satu, mengiyakan juga yang lain. Justru sekarang kesempatan bagi Indonesia untuk bersikap aktif. Jangan sampai wilayah kita digunakan sebagai basis, secara langsung maupun tidak langsung," tutupnya.

Kesepakatan pertahanan terbaru yang ditandatangani negara-negara AUKUS memang menuai kritik dari sejumlah negara di kawasan. Pasalnya, proyek kapal selam nuklir Australia ini dikhawatirkan memicu ketegangan geopolitik di kawasan.

Meski begitu, pengamat dari University of New South Wals Canberra, Carlyle A Thayer kepada Al Jazeera memastikan kapal selam Australia tidak akan dipersenjatai nuklir, melainkan hanya bergerak dengan tenaga nuklir.

Sebaliknya, Thayer mengklaim China justru lebih banyak meluncurkan kapal perang setiap tahunnya, daripada seluruh armada Angkatan Laut Australia.

Perkembangan kekuatan kapal selam nuklir China bikin AS dan sekutu waswas

China juga dengan cepat mengembangkan kapal selam balistik bertenaga nuklir dan bersenjata, baik itu rudal balistik maupun kapal selam serang.

Sehingga, Thayer melanjutkan, China memiliki peralatan perang dengan fitur yang lebih dominan di kawasan, bahkan jauh sebelum Australia mengakuisisi kapal selam nuklir.

Diberitakan SCMP, dalam 15 tahun terakhir China dilaporkan telah membangun 12 kapal selam bertenaga nuklir. Di antaranya termasuk enam SSN Tipe 093, serta enam SSBN Tipe 094.

Pertengahan 2022 lalu, sebuah citra satelit mengungkap China tengah membangun kapal selam nuklir baru yang lebih besar, dengan sistem propulsi yang lebih canggih.

(dna/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER