Jakarta, CNN Indonesia --
Keberadaan sekte-sekte sesat kembali hangat dibicarakan publik setelah heboh serial dokumenter Netflix berjudul In the Name of God: A Holy Betrayal rilis baru-baru ini.
Tak hanya di Korea Selatan, banyak sekte-sekte sesat lainnya yang tersebar di dunia, termasuk sekte soal hari kiamat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegamangan akan masa depan dan kekhawatiran berlebih membuat sejumlah orang membentuk suatu aliran sesat dengan satu ketakutan bersama yakni hari kiamat atau akhir zaman.
Sekte-sekte ini biasanya mengklaim tahu kapan hari kiamat akan terjadi dan mengajak para pengikutnya melakukan ritual yang dipercaya bisa menyelamatkan mereka ketika hari akhir itu datang.
Berikut beberapa sekte kiamat yang pernah menggemparkan dunia:
1. Kebenaran Agung
Sekte Kebenaran Agung atau lebih dikenal dengan sekte Aum Shinrikyo dari Jepang ini sempat menggegerkan Negeri Matahari Terbit bahkan dunia.
Dikutip Council on Foreign Relations, aliran sesat ini dibentuk sekitar 1980-an sebagai kelompok spiritual dengan perpaduan ajaran Hindu, Budha, dan elemen hari penghakiman Kristen.
Pendirinya, Shoko Asahara atau Chizuo Matsumoto memproklamirkan dirinya sebagai Kristus sekaligus 'pencerahan' sejak Buddha.
Sekte ini sempat mendapat status sebagai organisasi keagamaan di Jepang pada 1989 dan menarik pengikut yang cukup besar hingga ke seluruh dunia. Pada masa puncaknya, Asahara memiliki ribuan pengikut global.
[Gambas:Video CNN]
Kelompok ini yakin bahwa kiamat sudah dekat dan yakin dunia akan berakhir dalam perang global. Sekte ini pun meyakini hanya mereka lah yang akan selamat dari kiamat.
Pada 1995, sekte ini menggegerkan dunia lantaran melancarkan serangan gas saraf mematikan di kereta bawah tanah Tokyo.
Pada 20 Maret 1995, sejumlah anggota sekte Aum Shinrikyo melepas gas sarin di kereta bawah tanah Tokyo. Mereka memecahkan sejumlah tas berisi gas saraf tersebut ke sejumlah gerbong kereta yang sedang melintasi kawasan ibu kota. Serangan ini menewaskan 13 jiwa dan ribuan lainnya terluka.
Beberapa bulan setelahnya, sejumlah anggota sekte ini kembali melakukan serangan serupa dengan menggunakan gas hidrogen sianida ke beberapa stasiun kereta bawah tanah meski akhirnya gagal.
Puluhan anggota sekte ini akhirnya dihukum, sementara 13 orang termasuk sang pemimpin Shoko Asahara divonis hukuman mati.
Di Jepang, eksekusi hukuman mati tidak dilaksanakan sampai vonis akhir atas semua tersangka dan komplotannya, sehingga tidak ada lagi proses banding yang ditunggu untuk semua yang diadili. Aum Shinrikyo sendiri dilaporkan telah dieksekusi mati pada 2018.
2. Sekte Davidians
Sekte yang muncul di Amerika Serikat ini merupakan cabang Gereja Seventh Day Advent, organisasi fundamentalis yang sangat percaya pada penafsiran harfiah dari Alkitab dan beroperasi sekitar 1980-an. Pemimpin sekte ini bernama David Koresh, seorang ilmuwan teologis yang juga mengaku sebagai seorang 'nabi' dari kelompok tersebut.
Fokus utama sekte ini adalah kepercayaan bahwa hari kiamat sudah dekat dan harus dipersiapkan. Sekte ini melakukan berbagai praktik aneh agar dapat selamat dari hari kiamat.
Pada awal 1990-an, sekte Davidians dilaporkan berpartisipasi dalam serangkaian perilaku ilegal, khususnya penyimpanan stok senjata serta penganiayaan anak. Koresh juga dituduh telah melakukan hubungan seksual dengan anak perempuan yang masih berusia 12 tahun.
Setelah 51 hari melakukan pengintaian dan pengepungan, Biro Investigasi Federal AS (FBI) akhirnya mulai bertindak dengan mencoba menerobos masuk markas sekte tersebut. Namun sebelum berhasil masuk, terjadi sebuah ledakan yang mengakibatkan kebakaran hebat.
Api akhirnya membunuh semua orang yang ada di dalam, termasuk wanita dan anak-anak. Laporan resmi kepolisian menyatakan para anggota sekte Davidians itu telah melakukan sebuah perjanjian bunuh diri.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>
3. Heaven's Gate
Heaven's Gate atau Gerbang Surga muncul pada 1970-an dan didirikan oleh Marshall Applewhite dan Bonnie Nettles. Heaven's Gate percaya jika semakin lama kehidupan manusia semakin tidak membaik, dan harus maju ke pesawat astral lain agar bisa berkembang.
Mereka juga percaya jika pesawat luar angkasa alien mengikuti komet Hale-Bopp dan akan bergabung dengan mereka di tempat yang lebih tinggi.
Dikutip Britannica, pada Maret 1997, para anggota sekte akhirnya memutuskan untuk "menaiki pesawat luar angkasa" tersebut dengan cara menelan obat beracun.
Sekira 40 anggota sekte, termasuk Applewhite ditemukan tewas di sebuah rumah yang ada di California, AS. Uniknya, semua anggota sekte yang tewas dalam kelompok tersebut mengenakan pakaian yang sama, termasuk sepatu Nike dengan kain ungu menutup wajah mereka.
4. Sekte Kiamat Uganda
Movement for the Restoration of the Ten Commandments of God merupakan sekte kiamat dari Uganda yang sempat menghebohkan dunia.
Sekte ini didirikan oleh penolak Katolik Roma bernama Joseph Kibwetere, pendeta Dominic Kataribaabo, dan seorang pebisnis atas nama Cledonia Mwerinde sekitar tahun 1990-an.
Kelompok itu meyakini kiamat akan datang pada 31 Desember 1999. Ketiga pemimpin itu pun memerintahkan para pengikutnya untuk menjual segala harta benda mereka dan menanti akhir zaman.
Ketika kiamat tak kunjung datang setelah melewati tahun baru, para pemimpin sekte itu menentukan tanggal baru, yaitu 17 Maret 2020.
Pada 2000, sekte ini membuat geger setelah lebih dari 530 pengikutnya tewas. Mereka dibakar hidup-hidup di dalam gereja yang terkunci di daerah Kanungu. Selain itu, ratusan jasad lainnya juga ditemukan di bawah rumah para pemimpin sekte tersebut.
Sebagaimana dilansir CBS News, pemimpin sekte itu merancang pesta besar di gereja terpencil di Uganda.
Ketika tamu sudah berkumpul, gereja itu dibakar. Seluruh 530 anggota yang hadir tewas di tempat.
Dalam penyelidikan lebih lanjut, aparat juga menemukan ratusan jasad diduga pengikut sekte itu di bawah rumah para pemimpin Movement for the Restoration of the Ten Commandments of God.
Secara keseluruhan, aparat menemukan 924 jasad anggota sekte tersebut.
5. Dami Mission
Dami Mission pernah menjadi fenomena luar biasa sekitar awal 1990-an.
Diperkirakan ada sekitar 20.000 orang di Korea Selatan mempercayai pesan oleh pendeta Dami Mission bernama Lee Jang Rim yang telah meramalkan permulaan hari kiamat dan mengaku hal itu akan terjadi pada 28 Oktober 1992.
Para jemaatnya rela meninggalkan pekerjaan mereka, berhenti sekolah, sampai menggugurkan kandungan demi mendapat restu masuk surga dari sang pendeta ketika hari akhir tiba.
Lee ialah sosok pendeta yang pertama kali menyebarkan teori tentang hari kiamat (Hari Pengangkatan) atau dikenal dengan sebutan hyugeo dalam bahasa Korea.
Hyugeo sendiri adalah masa di mana Yesus sebagai juru selamat akan kembali pada hari penghakiman dan harus mengangkat para umatnya ke surga. Menurut Lee, orang-orang yang akan diangkat hanyalah mereka yang terpilih saja.
Dalam empat tahun berdiri, Lee mampu membuka 92 cabang gerejanya di Korea dan sekitar 40 cabang di luar negeri termasuk di Amerika Serikat.
Namun, Lee ditangkap atas tuduhan penipuan pada 1 bulan sebelum Hari Pengangkatan diduga akan terjadi. Meski telah ditangkap, sekitar 1.000 pengikutnya tetap datang ke kantor pusat gerakan itu di Seoul untuk menunggu permulaan kiamat.
Tidak jelas berapa banyak orang yang terdampak.
Menurut laporan Los Angeles Times, ada beberapa orang yang bunuh diri saat melakukan persiapan kiamat. Ketika dunia ternyata tidak kiamat dan masa hukumannya selesai, Lee kembali mendirikan sebuah gereja lagi. Ia masih percaya bahwa kiamat sudah dekat, tapi tidak lagi menyebutkan tanggap pasti kapan itu akan terjadi.
6. Order of Solar Temple
Sekte Order of Solar Temple juga pernah menggemparkan Swiss, Prancis, dan Kanada pada 1980-an.
Joseph Di Mambro dan Luc Jouret mendirikan sekte itu di Jenewa, Swiss, pada 1984. Dengan mengusung kepercayaan atas kiamat, sekte ini berhasil menggaet banyak anggota.
Namun memasuki periode 1990-an, aparat Kanada mulai mengendus kemungkinan kekerasan seksual di lingkaran sekte itu. Sejak saat itu, anggota Order of Solar Temple mulai angkat kaki.
Pada 1994, seorang pria yang terang-terangan mengkritik sekte itu tewas dibunuh di rumahnya, bersama istri dan bayinya.
Beberapa hari kemudian, dua bangunan Order of Solar Temple di Swiss terbakar. Penyelidik menemukan 48 jasad di dalam gedung itu.
Beberapa kepala jasad itu masih tertutup tas. Aparat juga menemukan jejak suntikan obat penenang di sejumlah jenazah lainnya