Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan blak-blakan usai mengajukan perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat tinggi Maria Lvova-Belova.
Perintah penangkapan itu muncul karena mereka dituding melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi anak-anak Ukraina dan memindahkan secara paksa ke Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Khan terlontar saat hadir dalam pertemuan menteri kehakiman negara anggota ICC di London, Senin (20/3).
"Ini adalah momen, bukan sebuah kemenangan, bukan untuk saling tuding. Benar-benar peristiwa yang sangat menyedihkan dan kejadian yang sangat suram," kata Khan, seperti dikutip Reuters.
Ia kemudian berujar, "Untuk pertama kalinya, para hakim Pengadilan Kriminal Internasional, dari pengadilan mana pun, merasa perlu mengeluarkan surat perintah terhadap pemimpin dan pejabat senior dari anggota tetap Dewan Keamanan (PBB)."
Khan lantas meminta agar langkah ini terus dilanjutkan dan tak mundur. Ia juga menyerukan pihak berwenang Rusia mengembalikan anak-anak tersebut ke Ukraina dan berkumpul bersama keluarganya.
"Saya katakan pulangkan anak-anak. Kembalikan anak-anak, satukan kembali anak-anak," ucap dia di forum itu.
Rusia tak menyembunyikan program membawa ribuan anak Ukraina ke Rusia. Mereka justru menampilkan aksi itu sebagai tindakan kemanusiaan guna melindungi anak yatim piatu yang terlantar di zona konflik.
Namun, Khan tetap menginginkan Rusia mengembalikan anak-anak itu.
"Jika ada kemiripan dengan ucapan bahwa ini demi anak-anak, alih alih memberi mereka paspor asing, kembalikan mereka ke negara kebangsaannya," ujar Khan.
Pada Senin, menteri kehakiman lebih dari 40 negara menggelar pertemuan di London. Mereka membahas peningkatan dukungan ke pengadilan tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab mengatakan pertemuan di London untuk meminta pertanggungjawaban kejahatan perang yang dilakukan di Ukraina.
Sementara itu, Menteri Kehakiman dan Keamanan Belanda Dilan Yeşilgöz-Zegerius mengatakan masyarakat internasional harus bertanggung jawab memastikan para pelaku kejahatan selama perang di Ukraina diadili.
"Bersama-sama kita harus menegakkan kebenaran, mencapai keadilan dan menjamin keamanan," kata Zegerius dalam pernyataan resmi.
(bac)