Bentrok Pecah usai Netanyahu Tunda Amandemen, Warga Arab Diserang

CNN Indonesia
Selasa, 28 Mar 2023 20:31 WIB
Warga Israel tetap berdemonstrasi setelah PM Netanyahu menunda perombakan sistem peradilan. Setidaknya tiga orang tewas dalam bentrokan demonstran. (Reuters/Nir Elias)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bentrokan pecah setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menunda perombakan sistem peradilan. Sejumlah warga Arab-Israel menjadi korban penyerangan.

The Jerusalem Post melaporkan bentrokan dengan aparat itu terjadi ketika dua kubu demonstran menggelar demonstrasi di berbagai kota di Israel.

Satu kubu merupakan pendukung Netanyahu dan rencananya untuk merombak peradilan, sementara yang lainnya menolak amandemen itu. 

Unjuk rasa paling besar terlihat di Yerusalem dan Tel Aviv. Di Yerusalem, puluhan ribu demonstran pro-perombakan berdemonstrasi, sementara di Tel Aviv berkumpul warga yang menentang.

Di antara para pengunjuk rasa di Yerusalem, puluhan anggota kelompok sayap kanan ekstremis La Familia ikut berdemo. Mereka tertangkap kamera menyerang beberapa orang Arab yang lewat.

Dalam salah satu insiden, polisi mengatakan seorang sopir taksi Arab dikelilingi pengunjuk rasa yang melemparkan benda-benda ke dalam taksi dan menggedor kaca.

Saat mencoba menyelamatkan diri, sopir itu "diserang dengan kejam oleh para perusuh hingga menyebabkan kerusakan parah pada mobilnya," demikian keterangan polisi. Polisi pun menangkap tiga orang atas insiden tersebut.

La Familia sendiri merupakan klub penggemar tim sepak bola Beitar Yerusalem. Klub itu terkenal rasis dan kerap melakukan kekerasan.

Pejabat keamanan sebelumnya sudah menyerukan untuk membubarkan klub tersebut karena dianggap sebagai organisasi teroris.

Video lain juga menunjukkan pengunjuk rasa sayap kanan mengibarkan bendera Israel dan Partai Likud sembari menghalangi jalan pengemudi Arab dan meneriakkan "semoga desamu terbakar."

The Times of Israel melaporkan puluhan orang itu ditahan karena memblokir jalan dan menciptakan gangguan publik pada Senin malam.

Tak hanya di Tel Aviv dan Yerusalem, demonstrasi di beberapa kawasan lain juga berakhir ricu. Secara keseluruhan, 53 orang ditahan karena dianggap mengganggu ketertiban.

Israel didera kericuhan dalam beberapa bulan belakangan, setelah Netanyahu berencana merombak sistem peradilan yang memberikan kendali lebih banyak kepada politikus, dan mengerdilkan peran Mahkamah Agung.

Sejumlah sekutu utama Israel, termasuk Amerika Serikat, mempertanyakan langkah Netanyahu ini.

Pada Senin, Netanyahu dikabarkan bakal mengumumkan keputusan mengenai pengesahan rencana amandemen yang sudah menjadi rancangan undang-undang (RUU) tersebut.

Namun, dia menunda keputusan itu lantaran demo pecah. Ia mengklaim bakal memberikan waktu untuk dialog, tapi menegaskan bahwa RUU itu akan tetap disahkan.

(blq/has/bac)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK