China Tarik 3 Juta Eksemplar Koran Gegara Luput Tulis Nama Xi Jinping

CNN Indonesia
Kamis, 06 Apr 2023 23:11 WIB
China tarik 3 juta eksemplar koran gegara luput tulis nama Xi Jinping. (MARK R. CRISTINO/Pool via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia --

China menarik tiga jutaan eksemplar koran People's Daily gara-gara nama Presiden Xi Jinping hilang dari komentar soal perlunya persatuan nasional.

Komentar di halaman 5, berjudul "Persatuan dan perjuangan adalah satu-satunya cara bagi rakyat China untuk menempa upaya sejarah."

Tulisan itu menceritakan pencapaian China di bawah kepemimpinan Xi.

Namun dalam satu kalimat, setelah kata "kamerad," People's Daily tak mencantumkan nama Xi, demikian foto artikel yang dilihat Radio Free Asia (RFA).

Jadi teks dalam koran berbunyi: "Pemerintah pusat dengan kamerad sebagai intinya menilai situasinya."

Kamerad artinya sekutu atau kawan, sering digunakan di negara-negara komunis.

Artikel tersebut ditulis seorang dengan nama samaran "Ren Ping". Sejauh ini, tak jelas siapa dia.

Sementara itu, edisi online di People's Daily menulis dengan benar dan mencantumkan nama Xi Jinping.

"Pemerintah pusat dengan kamerad Xi Jinping sebagai intinya menilai situasinya," tulisan di artikel online.

Pihak berwenang China memberi pemberitahuan soal kesalahan pengeditan ke People's Daily.

Pemberitahuan tersebut memerintahkan penghentian pengiriman lebih lanjut dari edisi 30 Maret ke kios-kios surat kabar.

Mereka juga meminta media itu segera menarik kembali sekitar 3 juta eksemplar yang telah dikirim. Namun, pemberitahuan internal itu bocor beberapa jam setelah dikeluarkan.

Menanggapi insiden penarikan imbas salah edit tersebut, pejabat Departemen Propaganda China, menyatakan tak tahu-menahu.

"Maaf, saya benar-benar tak tahu. Saya tidak tahu banyak tentang situasinya. Bagaimana kalau Anda bertanya kepada People's Daily jika Anda ingin mengetahuinya?"

RFA berusaha menghubungi pemimpin redaksi People's Daily, departemen peninjau, dan dua hotline informan terpisah melalui telepon. Namun, tak satu pun panggilan ini dijawab.

Usai kejadian ini, banyak reporter di China berspekulasi pemimpin redaksi People's Daily, Tuo Zhen, mungkin disingkirkan.

Kesalahan eja di People's Daily bukan kali pertama. Suatu waktu, media ini pernah salah mengeja nama mantan perdana menteri Tiongkok Wen Jiabao.

Namun, Wen memerintahkan editor tersebut untuk tidak dihukum.

Draf terakhir artikel apa pun dari media resmi China seharusnya menjalani lima hingga enam putaran pengeditan sebelum terbit. Namun, tampaknya editor People's Daily tak menemukan kesalahan tersebut.

Di China, laporan media resmi mengikuti aturan ketat terkait nama, jabatan, dan posisi pejabat.

Selain itu, laporan soal pemimpin negara dianggap sebagai tugas politik. Dengan demikian, kesalahan melaporkan nama atau jabatannya dianggap sebagai insiden politik.

Di bawah kepemimpinan Mao Zedong, kesalahan semacam itu bahkan bisa berujung terhadap tuduhan kejahatan kontra-revolusioner dan hukuman berat.

(isa/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK