Salah satu warga perempuan Palestina yang enggan disebutkan identitasnya mengungkapkan kepada Reuters kronologi sejumlah polisi Israel menyerang jemaah di Masjid Al Aqsa.
"Saya sedang duduk di kursi membaca (Al Quran). Mereka kemudian menembakkan gas air mata, salah satu di antaranya mengenai dada saya," ujar wanita itu sembari tersengal-sengal.
Lihat Juga :![]() SEJARAH AWAL ISLAM DI SAUDI Kenapa Suku-suku Yahudi Terusir dari Saudi pada Era Nabi? |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksi lain mengatakan polisi mendobrak pintu dan jendela untuk memasuki masjid. Begitu masuk, mereka mengerahkan granat kejut dan peluru karet.
Berdasarkan video yang beredar di media sosial juga menunjukkan pasukan Israel memukul orang-orang yang berteriak dengan pentungan.
Sementara itu, dari video yang dibagikan polisi Israel menunjukkan pasukan menggunakan perisai anti huru hara untuk mempertahankan diri saat petasan diluncurkan ke arah mereka.
Di malam hari, pasukan Israel juga kembali menyerbu Masjid Al Aqsa.
Dalam insiden kedua ini, pasukan Israel mengerahkan granat kejut dan memerintahkan umat Islam yang beribadah untuk segera pergi.
Di rilis resminya, polisi Israel menyatakan puluhan remaja pelanggar hukum, beberapa dari mereka yang mengenakan penutup wajah telah melemparkan petasan dan batu ke dalam masjid.
"Pasukan polisi mencegah pelanggar hukum menutup pintu dan membarikade diri mereka sendiri (di dalam), dan membantu jamaah meninggalkan Masjid," kata polisi Israel, demikian dikutip CNN.
Menanggapi bentrok di tempat suci itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu buka suara.
"Israel berkomitmen untuk menjaga kebebasan beribadah, akses gratis untuk semua agama dan status quo di Temple Mount, dan tidak akan membiarkan ekstrimis kekerasan mengubahnys," demikian cuitan PM Israel.
(isa/bac)