Pada awal kemunculan Islam, sejumlah suku Yahudi di jazirah Arab pada hakikatnya sudah lebih dahulu eksis.
Suku-suku Yahudi itu mendiami Yatsrib atau yang dikenal sebagai Madinah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari suku-suku Yahudi tersebut, ada tiga suku besar yang paling santer keberadaannya. Suku atau kabilah itu yakni Bani Qainuqa, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah. Ketiganya merupakan suku Yahudi yang terusir dari Saudi pada era Nabi Muhammad.
Kenapa suku-suku ini terusir dari Arab Saudi pada era Nabi Muhammad?
Dalam buku berjudul Muhammad karya Martin Lings, Nabi Muhammad mulanya tiba di Madinah pada 27 September 622 M. Dia hijrah ke kota itu bersama para pengikutnya dengan dikawal kaum Muslim setempat yang dikenal sebagai Ansar.
Selama berada di Madinah, Nabi Muhammad ingin membuat kaum Ansar dan Muhajirin, yakni orang-orang Quraisy dan lainnya yang berhijrah, hidup akur dan damai.
Bukan cuma dua kelompok itu, Rasulullah juga ingin agar kaum Yahudi di Madinah saling damai dengan Muslim.
Dengan harapan tersebut, Nabi Muhammad akhirnya menyusun perjanjian yang dinamakan Piagam Madinah. Dalam piagam itu, semua kaum memiliki status yang sama.
Lihat Juga :![]() SEJARAH AWAL ISLAM DI SAUDI Kisah Pasukan Pemanah Nabi Muhammad di Perang Uhud |
Jika seorang Yahudi bersalah, maka ia harus diluruskan baik oleh Muslim maupun Yahudi. Demikian pula sebaliknya.
Piagam itu pada dasarnya mengatur tentang perdamaian dan keesaan Tuhan, yakni mengembalikan segala permasalahan kepada Allah melalui Rasul-Nya.
Kaum Yahudi menerima perjanjian tersebut karena alasan politis. Mereka menilai Nabi Muhammad adalah orang yang paling berkuasa di Madinah. Mereka juga memprediksi bahwa kekuasaan Rasulullah akan meningkat di sana sehingga mau tak mau harus ikut dalam perjanjian.
Namun demikian, hanya sedikit dari mereka yang mau menerima bahwa Tuhan mengutus nabi yang bukan orang Yahudi. Mereka dinilai bermuka dua dengan berpura-pura baik di luar namun meragukan Nabi Muhammad di belakang atau di dalam hatinya.
Pada Maret 624 M, Nabi Muhammad pulang ke Madinah usai memenangkan Perang Badar melawan kaum Quraisy. Beliau menemui orang-orang Bani Qaynuqa di pasar dan mengingatkan tentang azab Allah kepada kaum Quraisy.
Nabi Muhammad ingin agar kaum Qaynuqa mengambil pelajaran dari Perang Badar sehingga tak mengalami hal serupa layaknya kaum Quraisy.
Namun, salah seorang Bani Qaynuqa dengan congkak tak mau mendengar nasihat Nabi Muhammad. Dia justru berkata bahwa kaumnya bisa menang apabila mereka melawan pasukan Rasulullah.
Bani Qaynuqa pun menjadi suku Yahudi pertama yang melanggar perjanjian dan diusir oleh Nabi Muhammad.
Lihat Juga :![]() Sejarah Awal Islam di Saudi Kisah Pasukan Nabi Muhammad Kepung Benteng Kokoh Yahudi di Khaibar |
Sebelum pengusiran, Qaynuqa dikepung selama 15 hari. Nabi Muhammad awalnya ingin menghabisi kaum itu. Akan tetapi, kepala suku Bani Khazraj, Abdullah bin Ubayy, yang merupakan warga suku Ansar, meminta Rasulullah bersikap baik terhadap kaum sekutunya.
Awalnya Nabi Muhammad menolak, namun ia luluh karena Abdullah menggenggam erat-erat tangannya. Rasulullah pun akhirnya berjanji menjamin nyawa kaum Qaynuqa namun tetap memintanya meninggalkan Madinah.
Lanjut baca di halaman berikutnya...