Delegasi Arab Saudi dan Oman dilaporkan menggelar pembicaraan damai dengan pejabat pemberontak Houthi di Ibu Kota Sanaa, Yaman, selama akhir pekan.
Dialog ini digelar setelah Riyadh berupaya mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen untuk mengakhiri perang sipil di Yaman yang telah berlangsung sejak 2014 lalu.
Lihat Juga :![]() Kilas Internasional China Cecar NATO hingga Roket dari Suriah-Libanon Keroyok Israel |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, militer Saudi terlibat perang demi membantu pemerintah Yaman memberangus pemberontak Houthi yang mengambil alih pemerintahan pada akhir 2014.
Kantor berita Houthi, SABA, melaporkan para utusan Saudi dan Oman mendarat di Sanaa sejak Sabtu (8/4) malam. Para delegasi telah bertemu dengan Kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi, Mahdi Al-Mashat, di Istana kepresidenan di Sanaa.
"Presiden Al-Mashat menegaskan kembali posisi kelompok itu bahwa mereka mencari perdamaian yang terhormat dan bahwa rakyat Yaman mendambakan kebebasan dan kemerdekaan," bunyi laporan SABA seperti dikutip Reuters pada Senin (10/4).
SABA menuturkan kedua belah pihak akan bernegosiasi mengakhiri permusuhan dan pencabutan blokade yang dipimpin Saudi.
Sejumlah sumber memang menuturkan dialog kali ini berfokus memastikan pembukaan pelabuhan dan bandara di Sanaa yang selama perang dikendalikan Houthi.
Selain itu, delegasi Saudi-Oman dan Houthi juga mendiskusikan pembayaran upah pegawai negeri Yaman dan upaya pembangunan kembali pascaperang.
Kunjungan delegasi Saudi dan Oman ini dinilai merupakan sebuah kemajuan dalam dialog damai perang Yaman. Selain dimediasi Oman, dialog damai juga berjalan beriringan dengan upaya perdamaian yang diinisiasi PBB.
Perang Yaman dipandang sebagai salah satu dari beberapa pertempuran proksi antara Iran dan Arab Saudi. Houthi, yang bersekutu dengan Iran, menggulingkan pemerintah yang didukung Saudi Sanaa pada akhir 2014. Sejak itu, Houthi memegang kendali de facto atas Yaman utara.
Houthi telah berperang melawan aliansi militer yang dipimpin Saudi sejak 2015 dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat 80% penduduk Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Pada pembicaraan di Swiss bulan lalu yang dihadiri oleh PBB dan Komite Palang Merah Internasional, pemerintah Yaman dan Houthi sepakat membebaskan 887 tahanan.