Buntut serangan terhadap jemaah di Masjid Al Aqsa pada Rabu (5/4), Israel menuai kecaman dari dunia internasional.
Selain protes dan kecaman dari berbagai negara dan badan internasional, Israel juga dihujani dengan tembakan roket dari banyak penjuru.
Protes keras terutama dikeluarkan oleh Iran, yang menyerukan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam untuk bersatu menentang serangan Israel di Al Aqsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Selain seruan diplomatik, manifestasi strategi Iran untuk 'mengeroyok' Israel juga dilakukan lewat serangan-serangan dari berbagai front.
Dalam sepekan, ratusan roket ditembakkan baik itu dari Libanon, Gaza, hingga Suriah. Diyakini, Iran adalah dalang di balik serangan-serangan itu.
Dilansir dari Jerusalem Post, Iran memang tak turun tangan secara langsung dalam serangan ke Israel.
Teheran diduga melibatkan proksi kelompok-kelompok militan seperti Hamas, Hizbullah, Islamic Jihadis, dan beberapa kelompok lainnya.
Sebagai organisasi perlawanan Palestina di Jalur Gaza, Hamas mendapatkan dukungan dan pengembangan persenjataan besar dari Iran.
Jika dulu kapasitas roket Hamas hanya menjangkau jarak beberapa kilometer, kini roket kelompok militan ini mampu mencapai sebagian besar wilayah Israel.
Selain Hamas, Hizbullah yang juga sekutu utama Iran, mendapatkan banyak bantuan berupa pengembangan sistem canggih dengan amunisi berpemandu presisi.
Akhir pekan kemarin, pemimpin kelompok milisi Hamas dan Hizbullah juga sudah melakukan pertemuan di Libanon untuk menyikapi aksi Israel.
Kedua pemimpin kelompok ini sepakat untuk membentuk kesiapan 'poros perlawanan', untuk melawan Israel.
Hizbullah menembakkan roket ke Israel pada 6 April, atau sehari setelah serangan Al Aqsa. Peluncuran roket ini disebut-sebut sebagai yang terberat dari Libanon, sejak Israel memerangi Hizbullah pada 2006 lalu.
Selain Hizbullah dan Hamas, kelompok Islamic Jihadis juga diperlengkapi persenjataan oleh Iran berupa ribuan roket. Mereka juga memperlengkapi orang-orang dengan senjata di wilayah Tepi Barat.
Israel telah meluncurkan operasi untuk menetralisir ancaman Hamas dan Islamic Jihadis di masa lalu. Sejak tahun lalu, Israel juga memerangi orang-orang bersenjata di Jenin dan faksi Palestina lainnya, yang berani melawan negara Yahudi itu.
Israel bahkan membentuk operasi 'War Between the Wars' selama beberapa tahun, untuk membendung ancaman dari Iran dan proksinya.
Meski demikian, ancaman Iran belum hilang sementara sekutu-sekutunya juga mulai menyulut konflik multi-front dengan Israel selama seminggu terakhir.
Diperkirakan strategi yang dilakukan Iran adalah untuk menunjukkan bahwa mereka bisa memicu konflik di perbatasan mana pun dengan Israel, lewat berbagai kelompok di titik mana pun dan kapan pun.
(dna/bac)