Texeira bekerja di Garda Nasional Udara pada 26 Desember 2019, menurut Kementerian Pertahanan.
Ibunya menjalankan bisnis bunga dan sering memuji dinas militer Teixeira di akun instagram perusahaannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Texeira ditangkap FBI setelah aparat AS mengantongi identitasnya dan mengintai dia selama berhari-hari.
Awalnya, Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) berencana membekuk Teixeira saat ia masuk kerja pada Kamis. FBI semula ingin membawanya ke tahanan dengan situasi yang lebih aman.
Namun, ternyata Teixeira tak bekerja di hari itu. Agen FBI lantas berjaga di depan rumah ibunda pria berusia 21 tahun tersebut.
Situasi kian tegang ketika jurnalis The New York Times mengetuk pintu rumah itu dan berbicara kepada orang-orang di dalamnya.
Berdasarkan rencana awal, agen FBI akan menahan Teixeira ketika ia keluar rumah. FBI enggan masuk ke dalam rumah ibu Teixeira karena menduga ada senjata di dalam.
FBI akhirnya dapat membekuk Teixeira tanpa insiden berbahaya.
"Agen FBI membawa Teixeira ke tahanan sore ini tanpa insiden," ujar Jaksa Agung AS, Merrick Garland, sebagaimana dilansir CNN.
Garland kemudian membeberkan Teixeira ditangkap terkait dugaan pengambilan dan penyebaran informasi rahasia pertahanan nasional secara ilegal.
Dokumen-dokumen yang bocor memang sangat rahasia, mulai dari strategi perang di Ukraina hingga rencana tentara bayaran Rusia membeli senjata dari Turki.
Akibat tindakannya, Teixeira akan diseret ke pengadilan di Boston pada hari ini, Jumat (14/4) waktu setempat.
(blq/bac)