Indonesia Buka Suara Jawab Ajakan Israel Jalin Hubungan Diplomatik

CNN Indonesia
Jumat, 28 Apr 2023 12:17 WIB
Indonesia merespons ajakan Israel menjalin hubungan diplomatik usai gaduh gelaran Piala Dunia U-20 2023 di RI.
Indonesia menilai hingga saat ini belum ada urgensi untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. ( AP/Maya Alleruzzo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gaduh Piala Dunia U-20 2023 yang batal digelar di Indonesia memunculkan kembali perdebatan soal perlu tidak Jakarta membuka hubungan diplomatik dengan Israel, salah satunya agar dukungan terhadap Palestina lebih nyata lagi.

Sebab, menurut sejumlah pihak, membuka dialog dengan Israel bisa membuat Indonesia lebih tegas dan turun tangan langsung membantu menyelesaikan konflik antara kedua negara yang telah berlangsung lebih dari setengah abad.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duta Besar Israel untuk Singapura, Sagi Karni, bahkan menganggap kapabilitas dan kapasitas Indonesia saat ini terbatas untuk membantu Palestina menyelesaikan konflik dengan negaranya karena tidak memiliki hubungan dengan Tel Aviv. Dalam kondisi ini, Karni menilai Indonesia tidak dapat menolong Palestina secara praktis.

Bagaimana tanggapan Indonesia terkait hal ini?

Kementerian Luar Negeri RI melalui Direktur Timur Tengah Bagus Hendraning Kobarsih buka suara menanggapi seruan normalisasi hubungan dengan Israel ini kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu. Berikut petikan wawancaranya:

T: Belakangan, gaduh soal pembatalan tuan rumah PD U-20 2023 di Indonesia akibat penolakan kehadiran timnas Israel karena solidaritas terhadap Palestina. Hal ini kembali memunculkan perdebatan apakah Indonesia seharusnya menjajaki hubungan dengan Israel. Bagaimana tanggapan Indonesia?

Isu normalisasi ini sebetulnya sudah lama, sejak tahun 2020, dan terus bergulir sampai sekarang. Khususnya ketika di masa Donald Trump yang mengenalkan istilah (perjanjian) Abraham Accord dan New Century.

Jika ditanya apakah ada rencana (normalisasi), tidak ada. Indonesia tidak pernah terpikir untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, dengan pemerintahan pendudukan Zionis Israel.

Karena pemerintahan ini kita anggap pemerintahan penjajah, pemerintahan yang melaksanakan kolonialisme terhadap rakyat Palestina, yang sampai sekarang kita lihat, tidak ada iktikad baik untuk menyelesaikan itu bahkan semakin parah. Dan kita melihat rakyat Palestina semakin menderita.

Oleh karena itu, kita tidak melihat urgensi untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

[Gambas:Video CNN]

T: Meskipun, Indonesia selama ini menegaskan tak ada wacana normalisasi dengan Israel,
apakah ada interaksi atau dialog dengan Israel di forum inter misalnya terkait isu Palestina?

Setahu saya, tidak ada pembicaraan di tingkat mana pun secara resmi dengan pemerintah Israel. Dan kita memang menghindari hal itu. Karena kita merasa tidak ada gunanya dan kita
tidak mengakui pemerintah Zionis Israel.

Indonesia selalu menyerukan di forum internasional seperti forum PBB, forum multilateral, dewan keamanan, dan dewan HAM, hingga komite yang dibentuk untuk itu (Palestina) dengan istilah The Committee on the Exercise of the Inalienable Rights of the Palestinian People, kemudian Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Gerakan Non-Blok (GNB), agar pertama, mengakhiri penguasaan Israel terhadap Palestina.

Kedua, menyerukan kemerdekaan Palestina sesuai dengan kesepakatan two state solution dengan ibu kota
Yerusalem Timur yang mengacu pada gsris perbatasan tahun 1967.

Ketiga, kita selalu menyerukan adanya international presents, kehadiran internasional, untuk melindungi kelompok rentan di Palestina khususnya, orang tua, anak-anak, yang selama ini kalau ada konflik pasti selalu jadi korban.

Paling utama harus fokus semua negara negara khususnya, fokus untuk memperjuangkan Palestina.

T: Jadi, apakah penting membuka hubungan diplomatik dengan Israel saat ini?

Kita jangan terdistraksi dengan berbagai hal yang mengaburkan cita-cita kemerdekaan
Palestina. Ini dasar. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan itu yang harus diperjuangkan sesuai dengan amanat konstitusi kita.

Dan, saya kira sesuai yang dikatakan Presiden Soekarno bahwa selama tanah Palestina berada di bawah penjajahan pemerintahan Zionis Israel, selama itu pula Indonesia tidak akan mengakui negara Israel.

Karena itu sudah jelas-jelas bertentangan dengan berbagai macam nilai kemanusiaan, apalagi akhir-akhir ini kita perhatikan tindakan itu semakin brutal, semakin keras dan semakin tidak pandang bulu.

Sehingga ada pendapat yang mengatakan tidak perlu menjadi seorang beragama untuk melihat kekejian yang terjadi di sana. Cukup jadi seorang manusia saka dengan hati nurani yang, dengan akal sehat kita melihat bahwa perlakuan yang diterima oleh rakyat Palestina sama sekali betul betul di luar batas batas kemanusiaan.

Kita lihat orang sedang salat, orang orang tua lewat di jalan dipukuli dan sebagainya. Dalih
mereka selalu untuk national security tapi kan national security harus ada etikanya.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

Indonesia Buka Suara Jawab Ajakan Israel Jalin Hubungan Diplomatik

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER