Menelisik Jejak Polemik Hubungan 'Diam-diam' Indonesia-Israel

CNN Indonesia
Sabtu, 29 Apr 2023 08:52 WIB
Meski tak pernah memiliki hubungan formal, Indonesia sudah cukup sering berinteraksi dengan pihak Israel sejak awal kemerdekaan.
Ilustrasi. (iStockphoto/Oleksii Liskonih)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gaduh Piala Dunia U-20 2023 yang batal digelar di Indonesia akibat penolakan kehadiran timnas Israel kembali mematik perdebatan apakah penting bagi Jakarta menjalin hubungan diplomatik dengan Tel Aviv?

Sejumlah pihak menganggap Indonesia seharusnya membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika memang ingin benar-benar membantu Palestina memperjuangkan kemerdekaannya secara riil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menjalin hubungan formal dengan Israel, Indonesia dinilai bisa berperan lebih signifikan lagi-salah satunya sebagai mediator-demi membantu menyelesaikan konflik dengan Palestina.

Di sisi lain, pihak yang kontra menganggap menerima kehadiran timnas Israel ke Indonesia sama saja mengkhianati Palestina, apalagi menjalin hubungan normal dengan negara Zionis tersebut.

Selama ini, pemerintah Indonesia juga menegaskan tidak pernah ada niatan membuka hubungan diplomatik dengan Israel dalam waktu dekat. Namun, Indonesia ternyata menjalin interaksi hingga kerja sama yang tak sedikit dengan pihak dari Israel.

Tolak akui Israel

Interaksi kedua negara bahkan sudah berlangsung setelah Israel mendeklarasikan diri sebagai sebuah negara berdaulat yakni pada 1948.

Saat itu, Indonesia juga baru tiga tahun usai mendeklarasikan kemerdekaan pada 1945 dan tengah gencar-gencarnya mencari pengakuan dari komunitas internasional. Salah satu misi diplomatik pertama Indonesia juga dikerahkan ke Timur Tengah yang dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI saat itu, Agus Salim.

Di tahun-tahun itu, Indonesia fokus menjajaki hubungan diplomatik dengan negara Arab seperti Mesir, Suriah, hingga Arab Saudi. Sejak itu, relasi RI dan negara Arab kian mesra lantaran sama-sama tengah berjuang lepas sepenuhnya dari penjajahan.

Kedekatan dengan negara Arab pun berbuah manis di forum internasional. Saat perjuangan kemerdekaan Indonesia dari Belanda diperdebatkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), delegasi negara Arab mendukung penuh Jakarta.

[Gambas:Video CNN]

Pada Desember 1949, presiden Israel saat itu, Chaim Weizmann dan Perdana Menteri David Ben-Gurion mengirim telegram kepada Sukarno dan Muhammad Hatta ucapan selamat atas deklarasi kemerdekaan RI dari Belanda. Pada Januari, 1950, Menlu Moshe Sharett juga mengirim telegram ke Hatta berisikan keputusan bahwa Israel memutuskan mengakui Indonesia sebagai negara merdeka seutuhnya.

Hatta membalas telegram Sharett dan Ben-Gurion dengan ucapan terima kasih. Namun, saat itu, Hatta menegaskan bahwa Indonesia tidak akan membalas Israel dengan pengakuan serupa atau resiprokal.

Pada 1952, melalui kantor berita Antara, Indonesia juga secara terbuka menegaskan tidak ada niatan mengakui Israel sebagai negara karena solidaritas atas dukungan negara-negara Arab terhadap Jakarta saat masa-masa perjuangan kemerdekaan. Saat itu, Palestina dan sejumlah negara Arab lainnya menjadi yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.

"Oleh karena itu, (posisi Indonesia) itu jauh lebih karena alasan menentang penjajahan, dari pada solidaritas pan-Islamic, bahwa Indonesia dengan penuh semangat mendukung negara Arab dalam konflik mereka dengan Israel-yang dianggap Soekarno jembatan imperialisme Barat di Asia-Afrika," ucap Direktur Eksekutif Australia/Israel and Jewish Affairs Council (AIJAC), Colin Rubenstein, dalam esainya berjudul Indonesia and Israel: A Relationship in Waiting pada 2005 lalu.

Mulai lirik Israel

Setelah Soekarno lengser, politik luar negeri Indonesia lebih moderat menanggapi konflik Israel dan negara Arab termasuk Palestina. Indonesia disebut mulai melirik Israel untuk menjalin kerja sama, terutama dalam sektor pertahanan.

Kemampuan Israel memenangkan Perang Enam Hari pada 1967 melawan sejumlah negara Arab membuat pemerintahan Presiden Soeharto tertarik menjalin kerja sama dalam bidang militer.

Pada September 1979, sejumlah media asing bahkan melaporkan Indonesia meneken perjanjian untuk membeli 28 jet tempur skyhawk dan 11 helikopter dari Angkatan Udara Israel.

Pada 1982, Indonesia mengakui secara terbuka bahwa telah berurusan dengan Israel melalui pihak ketiga. Meski tidak menyebutkan siapa, namun mayoritas publik saat itu yakin Amerika Serikat menjadi perantara interaksi Indonesia dan Israel saat itu.

Demi meredam kritik dan protes publik soal hubungan diam-diam dengan Israel, pemerintah terus menyatakan kecaman terhadap aneksasi Israe atas Dataran Tinggi Golan dan agresi terhadap Libanon secara terbuka.

Namun, "hubungan rahasia" Israel dan Jakarta seperti makin terendus setelah Tel Aviv menghapuskan pembatasan izin masuk WNI ke negara Zionis itu.

Pada 1993, Menlu RI saat itu, Ali Alatas, dan Menlu Israel Shimon Peres, juga menggelar pertemuan formal di sela-sela Konferensi HAM PBB di Wina.

Dalam percakapan singkat mereka, Peres mengatakan Israel tertarik menjalin hubungan diplomatik terbuka dengan Indonesia. Sementara itu, Ali dilaporkan menanggapinya dengan mengatakan bahwa normalisasi hubungan dimungkinkan jika ada progres dalam pembicaraan damai dengan Palestina dan setidaknya kemajuan dalam penyelesaian konflik Arab-Israel.

Duta Besar Israel untuk Singapura saat itu, Daniel Megido, pun dilaporkan menindaklanjuti percakapan Peres-Ali dengan menggelar pertemuan bersama sejumlah diplomat RI di Jakarta.

Namun, Ali membantah pertemuan-pertemuan itu saat dicecar oleh media. Ia bahkan mengaku pertemuannya dengan Peres di PBB adalah kebetulan semata.

Berbeda dengan Ali, Menteri Pertahanan RI saat itu, Edi Sudrajat, mengatakan RI akan mempertimbangkan normalisasi hubungan dengan Israel asalkan proses perdamaian dengan Palestina berjalan dan memastikan semua kepentingan Palestina terakomodasi.

RI hampir jalin hubungan diplomatik dengan Israel? Baca di halaman berikutnya >>>

RI Hampir Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER