Presiden Sebut Afsel Mau Keluar ICC, Kantor Kepresidenan Klarifikasi
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa sempat menyebut negaranya berencana keluar dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) usai badan tersebut mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu lalu.
Namun, kantor kepresidenan Afsel buru-buru mengklarifikasi dan meralat pernyataan Ramaphosa terkait keanggotaan Afsel di ICC.
Lihat Juga :KILAS INTERNASIONAL Militer Sudan Gencatan Senjata hingga Klaim Bom Bunuh Diri Jihadis |
Pernyataan soal rencana keluar dari ICC disampaikan Ramaphosa saat konferensi pers bersama Presiden Finlandia Sauli Ninisto di Johannesburg, seperti dikutip dari Reuters.
Ramaphosa mengatakan partai Kongres Nasional Afrika (ANC) di negaranya telah mengambil keputusan bahwa Afsel harus menarik diri dari ICC.
"Kantor kepresidenan ingin mengklarifikasi bahwa Afrika Selatan masih tetap anggota (ICC)," demikian pernyataan dari kantor kepresidenan Afsel seperti dikutip dari AFP.
"Klarifikasi dilakukan menyusul kesalahan komentar dalam konferensi pers yang diadakan ANC."
Kantor kepresidenan kemudian meluruskan pernyataan Ramaphosa soal Afsel harus keluar dari ICC. Kata yang dimaksud bukan 'harus' melainkan 'menyayangkan' jika Afsel keluar dari ICC.
ANC dalam pernyataannya juga mengatakan bahwa tidak benar pihaknya telah membuat keputusan agar Afsel keluar dari ICC.
Komite Eksekutif ANC selaku badan pembuat keputusan tertinggi menerangkan bahwa mereka hanya baru membahas soal penerapan hukum internasional yang tidak setara dan sering selektif dilakukan ICC.
Afsel sendiri tergabung dalam aliansi ekonomi bersama tiga negara lainnya yaitu Rusia, China, dan India yang disebut BRICS.
Di satu sisi, Afsel tercatat sebagai salah satu anggota ICC. Setiap negara yang tergabung dalam ICC berkewajiban mengikuti keputusan badan itu untuk menangkap Putin.
(bac)