Sebetulnya ancaman kekeringan di Panama sudah menunjukkan tanda-tanda pada 2019. Ketika itu, pasokan air tawar turun menjadi tiga miliar meter kubik, sementara untuk mengoperasikan kanal butuh 5,25 miliar meter kubik.
Pihak berwenang khawatir bahwa ketidakpastian operasional ini bisa menyebabkan beberapa perusahaan pelayaran memilih rute lain. Pemerintah pun mencari solusi guna menjamin operasi terusan dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan administrator kanal, Jorge Quijano, juga memiliki pandangan serupa. Menurut dia, tanpa reservoir baru yang membawa volume air baru, situasi ini akan mengurangi kapasitas kanal.
"Sangat penting untuk menemukan sumber air baru, terutama menghadapi perubahan iklim yang kita saksikan, tidak hanya di negara kita tetapi di seluruh dunia," ujar Quijano.
Cekungan Terusan Panama juga memasok air ke lebih dari 2,1 juta penduduk negara itu.
Kelangkaan telah menyebabkan masalah pasokan air di beberapa bagian negara. Kondisi ini memicu banyak protes.
Para ahli memperingatkan bahwa masalah air dapat memicu konflik antara kanal dan penduduk lokal mengingat perkembangan kota yang tak teratur di sekitar Panama City.
"Kanal mengalami kekurangan hujan seperti yang kami alami di seluruh negeri, tetapi dalam parameter periode kering yang normal," kata manajer umum di lembaga meteorologi dan hidrologi Panama, Luz de Calzadilla.
Warga yang sering memancing di Danau Alhajuela, Ledin Guevara mengatakan air di danau tersebut berkurang setiap hari.
"Tahun ini adalah yang paling sulit yang pernah saya lihat untuk kekeringan," kata dia.
(isa/bac)