Irak adalah mitra penting bagi AS dalam kampanye untuk mengalahkan ISIS. Namun tidak seperti di Suriah, di mana pasukan AS beroperasi bersama Pasukan Demokratik Suriah dan mitra lainnya, militer AS berperan sebagai penasihat dan pemberi bantuan di Irak, setelah secara resmi mengakhiri misi tempur di Irak pada tahun 2021.
"Amerika Serikat akan terus memperkuat dan memperluas kemitraan kami untuk mendukung keamanan, stabilitas, dan kedaulatan Irak," ujar Austin dalam kunjungannya di Baghdad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irak sebenarnya memainkan peran penting bagi AS dalam menahan pengaruh Iran di wilayah tersebut. Iran telah mencoba untuk mengendalikan Irak melalui penggunaan pasukan proksi dan pengaruh Teheran terhadap partai-partai politik Syiah di Baghdad.
Adanya peningkatan ketegangan antara AS dan Iran juga karena tindakan Teheran di Suriah.
Presiden AS Joe Biden bulan lalu bersumpah bahwa AS akan "dengan tegas melindungi rakyatnya" ketika kelompok-kelompok yang didukung Iran melancarkan serangan-serangan terhadap pasukan AS di Suriah.
Komentar Biden muncul sehari setelah ia menyetujui serangan udara pembalasan dalam menanggapi serangan pesawat tak berawak oleh kelompok yang didukung Iran di Suriah, yang menewaskan seorang warga AS dan melukai beberapa orang lainnya. Tak lama sebelum Biden berbicara, seorang anggota militer AS lainnya terluka dalam serangan terpisah di Suriah.
"Jangan salah: Amerika Serikat tidak mencari konflik dengan Iran. Namun bersiaplah untuk kami melindungi rakyat kami dengan tegas," kata Biden dalam pidatonya di Kanada.
AS juga telah menjatuhkan sanksi kepada Tehran karena menyediakan pesawat tak berawak serang kepada Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Iran memiliki potensi untuk memproduksi bahan fisik yang cukup untuk senjata nuklir dalam waktu kurang dari dua minggu dan membuatnya dalam beberapa bulan.