Inggris Kirim Rudal Canggih Storm Shadow ke Ukraina untuk Hajar Rusia
Inggris mengirimkan rudal jarak jauh canggih bernama Storm Shadow ke Ukraina, ketika Kyiv diperkirakan bakal melancarkan serangan balik besar-besaran melawan Rusia dalam waktu dekat.
Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace mengonfirmasi negaranya sudah mengirimkan rudal tersebut beberapa waktu lalu.
"[Pemberian ini merupakan] kesempatan terbaik [Ukraina] untuk mempertahankan diri melawan kebrutalan Rusia yang terus berlanjut," ucap Wallace kepada CNN, Kamis (11/5).
Storm Shadow memang merupakan salah satu rudal yang disebut-sebut dapat mengubah peta pertempuran Ukraina.
"[Rudal itu] merupakan pengubah permainan dari sudut pandang jarak," ucap seorang pejabat militer senior AS.
Rudal itu memang dapat melesat sejauh 250 kilometer. Jarak tempuh itu hanya berbeda 30 kilometer dari rudal buatan Amerika Serikat yang selama ini diminta Ukraina, ATACMS.
Selama ini, Ukraina tak pernah mendapatkan bantuan rudal dengan jarak tempuh sejauh itu. Rudal tercanggih yang diberikan ke Ukraina saja hanya dapat melesat sejauh sekitar 78 kilometer.
Dengan jarak tempuh 250 kilometer, Storm Shadow dapat menembus wilayah yang dikuasai Rusia di timur Ukraina.
Melihat jarak tempuh Storm Shadow yang jauh, sejumlah pihak khawatir Ukraina bakal menggunakan rudal itu untuk menyerang wilayah kedaulatan Rusia.
Namun, seorang pejabat Barat memastikan kepada CNN bahwa Inggris sudah mengantongi jaminan dari pemerintah Ukraina bahwa mereka hanya akan menggunakan rudal itu di dalam negeri.
Beberapa pihak lantas tetap mempertanyakan rudal itu dapat digunakan di Crimea atau tidak, mengingat Rusia sudah mencaplok sepihak kawasan itu.
Namun selama ini, Inggris selalu menegaskan Crimea merupakan wilayah kedaulatan Ukraina yang dicaplok secara ilegal oleh Negeri Beruang Merah.
Bagaimana pun, kehadiran rudal Storm Shadow ini dianggap dapat membuat pasukan Ukraina kian perkasa di hadapan Rusia.
Momentum pemberian rudal ini juga dianggap tepat karena Ukraina dilaporkan tengah mempersiapkan serangan balik secara besar-besaran.
Hingga kini, belum diketahui waktu pasti gempuran balik itu. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan negaranya masih membutuhkan waktu untuk menunggu lebih banyak bantuan senjata datang.
Zelensky menegaskan bahwa sebenarnya, Ukraina bisa saja menyerang sekarang, tapi akan banyak prajurit berguguran.
"Saya rasa itu tidak dapat diterima, jadi kami harus menunggu. Kami masih punya waktu," katanya.
(has)