Rusia menegaskan akan tetap menjalin hubungan diplomatik dengan Turki, terlepas dari siapa pun yang menang dalam pemilihan umum (Pemilu) kali ini.
"Kami sangat menghormati pilihan masyarakat Turki, dan akan menghargai itu," kata juru bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, saat konferensi pers pada Senin (15/5), dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian berujar, "Namun, dalam hal apapun kami mengharapkan kerja sama kami untuk melanjutkan, memperdalam dan memperluas [hubungan dengan Turki]."
Turki menggelar pemilu pada 15 Mei lalu. Sejauh ini, berdasarkan quick count dari Anadolu Agency, Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan memperoleh memperoleh suara 49,39 persen sementara Kilicdaroglu mendapat 44,92 persen.
Untuk memperoleh mayoritas suara dan menjadi orang nomor satu di Turki, calon harus mengantongi lebih dari 50 persen kotak suara. Jika tak ada yang sampai 50 persen, pemilu ini berlanjut ke putaran kedua.
Di bawah pemerintahan Erdogan, Turki memiliki hubungan yang dekat dengan Rusia.
Pemerintah Ankara bahkan mempertahankan kedekatan itu saat perang di Ukraina berkecamuk.
Kedekatan kedua negara ini juga tercermin saat Erdogan menjadi mediator untuk Moskow dan Kyiv. Turki bahkan pernah menjadi tuan rumah pertemuan Rusia dan Ukraina guna membahas negosiasi damai.
Sementara itu, Kemal Kilicdaroglu selaku pesaing kuat Erdogan juga berjanji akan menjaga hubungan baik Turki dan Rusia.
Namun, beberapa hari jelang pemilu, Kilicdaroglu menuding Rusia terlibat dalam kampanye kotor terkait pemilu ini. Namun, Kremlin membantah tudingan ini.
(isa/bac)