Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa menangguhkan keanggotaan Israel. Abbas menyerukan desakan itu saat menghadiri peringatan Hari Nakba perdana di PBB, Senin (15/5).
Di awal pidatonya, Abbas membahas nakba, istilah yang digunakan Palestina untuk menggambarkan pembentukan negara Israel. Dalam bahasa Arab, "nakba" berarti bencana.
Abbas lantas mengungkit kembali sejarah pembentukan Israel, yang bermula dari perundingan pada 1947.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu, kata Abbas, Israel sepakat atas pembentukan Palestina sebagai syarat agar Negeri Zionis itu bisa masuk PBB. Selain itu, Israel juga sepakat untuk menerima kembali para pengungsi Palestina.
Namun setahun kemudian, Yahudi dan Inggris hanya menyepakati solusi dua negara. Itu pun tak kunjung terwujud, hingga akhirnya Palestina melancarkan Perang Kemerdekaan pada 1948.
"Memaksa Israel menerapkan dua resolusi tersebut saat itu merupakan syarat keanggotaan PBB. Namun sayangnya, beberapa negara mengganggu implementasi resolusi itu dalam praktik yang melanggar keadilan, etika, dan nilai-nilai kemanusiaan," ucap Abbas, dikutip The Times of Israel.
Ia kemudian berkata, "Kami hari ini mendesak secara resmi, sesuai dengan hukum dan resolusi internasional, untuk memastikan Israel menghormati resolusi-resolusi itu, atau tangguhkan keanggotaan Israel di PBB."
Abbas lantas secara spesifik menyebut Inggris dan Amerika Serikat sebagai pihak yang pantas disalahkan atas Hari Nakba dan pembentukan negara Israel.
"Inggris dan Amerika Serikat secara spesifik memikul tanggung jawab politik dan etis langsung atas Nakba dan rakyat Palestina karena mereka berperan dalam membuat rakyat kami menjadi korban ketika mereka memutuskan untuk mendirikan dan menanam entitas lain dalam sejarah tanah air kami demi tujuan koloni mereka sendiri."
Lebih jauh, Abbas juga membantah klaim Israel yang menyatakan bahwa mereka memanfaatkan dengan baik tanah tempat tinggal itu. Menurutnya, klaim tersebut sama dengan retorika juru propaganda Nazi, Joseph Goebbels.
"Klaim Israel dan zionis terus berlanjut dengan mengatakan Israel membuat gurun bersemi, seperti Palestina adalah gurun dan mereka membuat gurun itu bersemi," tuturnya.
"Itu kebohongan. Mereka terus berbohong, seperti Goebbels, dan mereka terus berbohong sampai rakyat percaya kebohongan mereka."
Dalam kesempatan itu, Abbas juga mendesak PBB agar merutinkan peringatan Hari Nakba menjadi setiap tahun. Sementara itu, Israel sejak lama menolak peringatan Hari Nakba di PBB.
Berdasarkan keterangan sejumlah diplomat Israel, mereka pun berupaya mendekati sekitar 100 negara beberapa hari ini agar tak menghadiri peringatan Hari Nakba.
Menurut diplomat Israel, 32 negara sepakat tak hadir. Pada akhirnya, 44 negara tak mengikuti peringatan Hari Nakba di PBB, termasuk Amerika Serikat.
"[AS] tak mendukung acara yang digagas atau didukung bias anti-Israel yang terlembaga," ucap juru bicara perwakilan AS di PBB, Nate Evans.
Namun, ia memastikan AS tetap mendukung perdamaian dengan Palestina.
"AS mendukung tindakan-tindakan di PBB yang mempersatukan pihak-pihak dan menanamkan dasar untuk negosiasi solusi dua negara dan fokus untuk mendorong pihak-pihak mengambil langkah peredaman ketegangan dan menanamkan kepercayaan bersama," tuturnya.
"Di saat yang sama, AS khawatir atas bias anti-Israel di dalam sistem PBB, yang juga bisa menjadi kontra-produktif terhadap perdamaian."