Dari sisi ekonomi, Turki juga bergantung pada minyak dan gas Rusia serta pendapatan dari ekspor pertanian ke negara itu.
Pengamat politik dari Universitas Okan di Istanbul, Zeynep Alemdar, menduga jika kedua negara putus hubungan maka Turki bakal kesulitan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akan sulit menyeimbangkan hubungan dengan Rusia. Tak peduli, kedua negara saling ketergantungan secara ekonomi," ujar Alemdar.
Perdagangan antara kedua negara mencapai US$62 miliar pada 2022. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah perdagangan antara AS dan Turki.
Turki juga memberi perlindungan kepada oligarki Rusia pro-Putin. Negara ini terus meraup keuntungan dari kesepakatan mereka dengan Kremlin.
Erdogan juga mengoordinasikan aktivitas militer mereka di Suriah dengan pasukan Putin untuk menangani kelompok Kurdi di Suriah. Kurdi dianggap sebagai organisasi teror bagi Ankara.
Di waktu yang sama, Turki terus berselisih dengan Amerika Serikat karena dukungan mereka untuk Kurdi Suriah.
Bagaimana jika saingan Erdogan yang menang?
Sementara itu, Putin bakal ketar-ketir jika saingan kuat Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, menang di Pemilu Turki.
Jika menang, Kilicdaroglu menyatakan akan meratifikasi keanggotaan Swedia untuk bergabung dengan NATO.
Ia juga bakal membawa kembali proyek produksi pesawat F-35 ke Turki, dan mengikuti jalan Barat untuk melancarkan sanksi ke Rusia.
Kilicdaroglu juga berharap AS menyetujui kesepakatan pembuatan F-15 senilai US$20 miliar.
Rencana Kilicdaroglu itu dianggap tak ada yang menguntungkan Rusia.
(isa/bac)