Taiwan masih berharap diundang ke acara pembukaan pertemuan majelis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss pada Minggu (21/5) mendatang.
Harapan ini terus digaungkan Taipei menyusul semakin banyak dukungan negara-negara agar Taiwan bisa berpartisipasi dalam forum internasional itu meskipun ada upaya China untuk mengisolasi langkah itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mencatat beberapa sekutu diplomatik dan negara sahabat telah mengeluarkan pernyataan dukungan untuk partisipasi Taiwan di acara tersebut. Beberapa negara bahkan telah mengatur pertemuan bilateral dengan Taiwan di sela-sela konferensi WHO tersebut yang akan berlangsung dari 21-30 Mei mendatang.
"Dukungan untuk kami lebih kuat daripada di masa lalu," kata Wu pada konferensi pers di Taipei, Kamis (18/5), mengutip Channel News Asia.
"Meskipun kami masih belum menerima surat undangan untuk pertemuan tahun ini, kami belum menyerah dan terus melalui berbagai jalur dengan jelas mengungkapkan permintaan kami kepada WHO."
Taiwan tidak diikutsertakan dalam sebagian besar organisasi internasional karena adanya keberatan dari China. Pasalnya, China menganggap Taiwan sebagai wilayah di bawah kedaulatannya yang membangkang dan ingin merdeka.
Selama ini, China kerap menjegal partisipasi Taiwan di forum internasional terutama yang memicu simpati dukungan terhadap Taipei. Pada 2017, China pernah memblokir partisipasi Taiwan dalam World Health Assembly (WHA).
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengeluarkan pernyataan yang mendorong WHO untuk mengundang Taiwan sebagai pengamat. Hal ini pun menuai kecaman dari China.
Pada Kamis (18/5), kedutaan besar de facto sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Kanada, Jerman, Jepang, Lithuania, dan Republik Ceko di Taiwan mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang menegaskan kembali dukungan terhadap partisipasi Taipei dalam WHA sebagai pengamat.
" Pengasingan Taiwan dari WHA, forum kesehatan global terkemuka, tidak dapat dibenarkan dan merusak kerja sama dan keamanan kesehatan masyarakat global yang inklusif," kata pernyataan itu.
Taiwan, yang diizinkan untuk menghadiri beberapa pertemuan teknis WHO, mengatakan bahwa pengasingannya dari WHO menghalangi upaya untuk memerangi pandemi Covid-19.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan tekanan diplomatik dan militer terhadap Taiwan untuk memaksa negara tersebut menerima kedaulatan China. Pemerintah Taiwan menolak klaim mereka dan mengatakan bahwa hanya 23 juta penduduk negara tersebut yang dapat menentukan masa depan mereka.
(del/rds)