Vietnam 'Ngamuk' China Bikin Restoran di Kepulauan Paracel LCS

CNN Indonesia
Jumat, 19 Mei 2023 14:37 WIB
Vietnam mengamuk setelah tindakan China yang membuat restoran hotpot di Pulau Woody, Kepulauan Paracel, Laut China Selatan yang disengketakan kedua negara.
Kepulauan Paracel yang disenketakan China dan Vietnam di Laut China Selatan. (AFP/-)
Jakarta, CNN Indonesia --

Vietnam mengamuk setelah tindakan China yang membuat restoran hotpot di Pulau Woody, Kepulauan Paracel, kawasan Laut China Selatan yang disengketakan kedua negara.

Restoran terbesar di pulau itu menuai kritikan dari publik Vietnam atas manuver terbaru Beijing demi meningkatkan status klaim atas pulau yang sudah dikuasai China hampir 50 tahun lalu, dilansir dari Radio Free Asia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

The South China Morning Post melaporkan, restoran hotpot Kuanzhai Xiangzhi dibuka sejak akhir April di Pulau Woody.

Sejumlah menu utama di restoran itu terdiri dari daging mentah, makanan hasil laut dan sayuran, dan beberapa jenis kaldu.

Acara pembukaan restoran yang terdiri dari 120 kursi tersebut "menandai dorongan halus dari Beijing untuk mengkonsolidasi klaim negara itu di jalur perairan yang amat ramai dan strategis, yang diklaim berdasarkan 'sembilan garis putus-putus' sesuai klaim sejarah mereka."

[Gambas:Video CNN]

Selain tekanan lunak, China juga terus menerus melancarkan tekanan keras melalui militerisasi di pulau-pulau yang disengketakan itu.

Pulau Woody merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Paracel (China menyebutnya Kepulauan Xisha) yang diklaim oleh Beijing, Hanoi, dan Taiwan. China kemudian menguasai kepulauan itu sejak 1974 setelah armada kapal perang China mengalahkan Angkatan Laut Vietnam Selatan yang menewaskan 50 pelaut Vietnam saat itu.

China juga menguasai Kepulauan Spratly (Kepulauan Nansha versi Beijing) yang juga diklaim Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

"Vietnam punya dasar hukum dan bukti historis y ang cukup untuk memastikan kedaulatan kami atas Kepulauan Paracel dan Spratly sesuai hukum internasional," demikian keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, seperti dikutip dari RFA.

"Vetnam telah dan tengah melakukan tindakan yang pantas, sesuai hukum internasional, untuk memastikan hak dan kepentingan yang sah."

The Post melaporkan bahwa pemimpin eksekutif Kepulauan Sansha bernama Wang Panpan menyatakan kepada Hainan TV bahwa restoran itu akan "memperkaya materi dan khasanah budaya kehidupan militer, polisi, dan orang-orang di pulau itu."

Populasi orang-orang China sendiri di Pulau Woody dilaporkan mengalami kenaikan dari 1.000 orang menjadi 2.300 orang pada 2020 sejak dikuasai pada 2012.

Pada 2014, China mendirikan bandara sipil-militer. Beijing mulai membangun taman kanak-kanak dan sekolah dasar, gedung pengadilan, bioskop, bank, rumah sakit, kantor pos, dan stadion di pulau itu sejak 2015.

(bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER