Rusia dan China tidak terima dianggap sebagai ancaman oleh kelompok G7. Kedua negara mengecam para pemimpin G7 yang menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Hiroshima, Jepang, baru-baru ini.
KTT G7 mengklaim satu suara dalam membuat kebijakan baru mereka terhadap situasi dunia terkini. KTT G7 juga mendesak China menekan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Seperti dilansir CNN, Minggu (21/5), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, mengecam keras rencana G7 yang dinilai terlalu merasa kelompok mereka hebat sehingga bisa menghalangi atau melakukan berbagai upaya menjatuhkan Moskow dan Beijing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Kementerian Luar Negeri China menuduh para pemimpin G7 menghalangi perdamaian internasional dan mengatakan kelompok itu perlu merenungkan perilakunya dan mengubah arah.
China juga telah menyampaikan protes ke Jepang sebagai tuan rumah G7 Summit, karena keputusan dan mendukung para pemimpin negara G7 yang ingin menyerang China.
Sebelumnya, G7 mengecam perbuatan Rusia yang melakukan serangan brutal ke Ukraina. Bahkan, para pemimpin negara G7 memberlakukan berbagai sanksi ekonomi kepada Moskow akibat invasi ke Ukraina yang dilakukan sejak Februari 2022.
Kemudian, China ikut menjadi sasaran karena enggan mengecam tindakan yang dilakukan Moskow dan 'cenderung' dekat dengan Rusia.
Dalam G7 summit di Jepang, para pemimpin negara tersebut memutuskan beberapa kebijakan, salah satunya akan memberlakukan sanksi ekonomi terbaru ke Rusia. Sedangkan, untuk China belum ada keputusan terang-terangan, karena masih ingin melihat posisi Beijing saat ini.
(ldy/wiw)