Kelompok Anti-Putin Klaim Bebaskan Belgorod, Rusia Tuding Ukraina
Kelompok milisi anti-rezim Presiden Vladimir Putin mengklaim telah membebaskan wilayah perbatasan Rusia dengan Ukraina, Belgorod.
Rusia kemudian menuduh kelompok sabotase Ukraina memasuki wilayah Belgorod dan melakukan serangan.
Gubernur Belgorod Vyacheslav Gladkov mengatakan serangan udara tak teridentifikasi menghantam wilayahnya.
"Situasi tetap sangat tegang. Sebuah kelompok sabotase dan pengintaian, Kementerian Pertahanan dan semua lembaga penegak hukum telah memasuki wilayah itu untuk melakukan misi tempur untuk melindungi negara kami," kata Gladkov, seperti dikutip CNN, Senin (22/5).
Setidaknya delapan orang terluka dan sejumlah rumah rusak imbas serangan di perbatasan Rusia-Ukraina itu.
Pemerintah Belgorod, lanjut Gladkov, melakukan inspeksi ke desa-desa perbatasan untuk memastikan keamanan penduduk.
Ia mengatakan sebagian besar penduduk meninggalkan wilayah itu dengan transportasi pribadi. Namun, pemerintah daerah bakal memberikan bantuan bagi mereka yang tak punya kesempatan pergi sendiri.
Sejumlah sumber melaporkan serangan itu juga menghantam Kementerian Dalam Negeri dan Badan Keamanan Rusia. Namun, pihak berwenang Moskow tak memberikan informasi apa pun terkait hal ini.
Pengakuan soal serangan ini muncul dari kelompok anti-rezim Vladimir Putin yang disebut-sebut bersekutu dengan Ukraina. Mereka menamai diri Freedom of Russia Legion dan Pasukan Relawan Rusia.
Freedom of Russia Legion memiliki anggota hingga ratusan warga Rusia yang tangguh dan kuat.
Kedua kelompok itu menyatakan telah "membebaskan" pemukiman di wilayah Belgorod.
Ukraina bantah tudingan Rusia
Ukraina langsung membantah tudingan Rusia bahwa Kyiv melancarkan sabotase ke wilayah Belgorod dengan menyokong kelompok anti-rezim Presiden Vladimir Putin.
Pejabat Ukraina mengakui kelompok tersebut melakukan operasi di Belgorod.
Perwakilan dari badan intelijen pertahanan Ukraina, Andriy Yusof, menegaskan mereka bertindak secara independen.
"Kami bisa mengonfirmasi operasi ini dilakukan warga Rusia," kata Yusof, seperti dikutip CNN, Senin (22/5).
Dia mengatakan unit-unit itu adalah "bagian dari pasukan pertahanan dan keamanan" saat mereka berada di Ukraina.
"[Ketika] di Rusia mereka bertindak sebagai entitas independen," ujar Yusof lagi.
Penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, juga menegaskan pemerintah Kyiv tak terlibat dalam serangan itu.
(isa/bac)