Spekulasi mengenai pembangunan fasilitas nuklir terbaru Iran, membuat Amerika Serikat merespons dengan menciptakan bom dahsyat GBU-57.
AS mengklaim bom langka ini bisa menembus hingga kedalaman 60 meter di dalam bumi sebelum meledak. Pejabat AS juga terus membahas penggunaan dua bom serupa, untuk menghancurkan sebuah situs.
Dengan potensi bom dahsyat seperti GBU-57, AS dan sekutunya lebih punya pilihan untuk menargetkan situs nuklir Iran. Sehingga jika diplomasi gagal dilakukan, serangan terhadap fasilitas itu sangat mungkin dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2 Mei lalu, Angkatan Udara AS secara sengaja mengunggah foto bom GBU-57 yang juga dikenal sebagai Massive Ordnance Penetrator di akun Facebook Whiteman Air Force Base di Missouri.
Foto bom terbaru AS muncul setelah ada laporan yang menyebut Iran semakin membuat kemajuan dalam pembangunan fasilitas nuklir, yang kemungkinan berada di luar jangkauan GBU-57.
Padahal bom ini dianggap sebagai 'senjata terakhir' militer AS untuk menghancurkan bunker bawah tanah.
Analis Perusahaan Intelijen Janes, Rahul Udoshi, menyebut dari foto terbaru itu diketahui berat bom mencapai 12.300 kilogram yang membawa campuran bahan peledak standar AFX-757 dengan bahan peledak baru PBXN-114.
Jika dilihat dari bentuk dan beratnya, bom tersebut kemungkinan dibuat dari rangka baja tebal sehingga memungkinkan untuk menembus beton dan tanah sebelum meledak.
Namun masih belum jelas seperti apa keefektifan bom itu.
(dna)