Jejak Karier Erdogan Jadi Presiden 3 Periode usai 2 Dekade Berkuasa

CNN Indonesia
Senin, 29 Mei 2023 16:52 WIB
Presiden Recep Tayyip Erdogan berhasil memenangkan putaran kedua pemilu Turki pada Minggu (28/5) meski sempat diprediksi kalah. (AP/Ali Unal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Recep Tayyip Erdogan berhasil memenangkan putaran kedua pemilu Turki pada Minggu (28/5) meski sempat diprediksi kalah dari rival terberatnya, Kemal Kilicdaroglu.

Dengan kemenangan ini, Erdogan yang telah berkuasa selama 20 tahun akan melanjutkan kepemimpinannya sebagai presiden hingga 2028.

Banyak pihak menganggap Erdogan menghadapi tekanan berat dalam pemilu kali ini karena berlangsung kala Turki menghadapi berbagai tantangan.

Mulai dari inflasi terbesar dalam 24 tahun terakhir, krisis nilai mata uang lira, biaya hidup meroket, hingga gempa dahsyat yang menewaskan hampir 50 ribu orang lebih.

Terlepas dari itu, Erdogan tampak masih jadi yang terfavorit bagi warga Turki yang masih didominasi oleh pemilih konservatif.

Bagaimana karir politik Erdogan bisa menjadikannya pemimpin Turki selama dua dekade lebih?

Erdogan terjun ke politik sejak kuliah. Pada 1976, Erdogan bergabung dengan Serikat Nasional Mahasiswa Turki, sebuah kelompok mahasiswa anti-komunis. Di tahun yang sama, Erdogan juga didapuk sebagai pemimpin kelompok pemuda partai Islam MSP di Beyoglu hingga 1980.

Erdogan muda juga menjadi eksekutif dan konsultan senior sebuah perusahaan saat kudeta militer 1980 berlangsung. Saat itu, partai politik di Turki dimusnahkan.

Pada 1983, Erdogan mulai bergabung dengan Partai Kesejahteraan Islam. Singkat cerita, Erdogan mulai mencalonkan diri sebagai anggota parlemen daerah Istanbul pada 1986 dari partai tersebut meski gagal.

Tiga tahun kemudian, Erdogan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Beyoglu namun kalah di posisi kedua dengan meraup 22,8 persen suara. Namun, pada 1991, Erdogan terpilih menjadi anggota parlemen meski dilarang aktif karena pemilihan preferensial.

Dikutip Associated Press, pada 1994, Erdogan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Istanbul dari Partai Kesejahteraan Islam dan menang.

Pada 1997, Erdogan pernah divonis penjara empat bulan karena terbukti "menghasut kebencian" dengan membaca puisi yang menurut pengadilan melanggar hukum sekuler di Turki.

Hubungan Erdogan dengan Partai Kesejahteraan Islam pun merenggang hingga akhirnya ia keluar dari partai tersebut pada Agustus 2001. Erdogan lantas membentuk partai konservatif reformis Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di tahun yang sama.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

Jejak Karir Erdogan sampai Bisa Berkuasa 2 Dekade


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :