Erdogan Presiden Turki 3 Periode, Bagaimana Nasib Swedia ke NATO?

CNN Indonesia
Senin, 29 Mei 2023 13:40 WIB
Recep Tayyip Erdogan menang pemilu lagi dan memastikan posisi sebagai presiden Turki untuk tiga periode, bagaimana nasib Swedia ke NATO?
Ilustrasi. Bendera Swedia dan NATO. (AFP/Mateusz Slodkowski)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan melanjutkan kekuasaannya hingga tiga periode, usai menang putaran kedua pemilu Turki.

Ia mengantongi 52,14 persen suara, mengalahkan rival beratnya, Kemal Kilicdaroglu, yang meraup 47,86 persen suara.

Kemenangan Erdogan ini sedikit banyak memengaruhi NATO, terutama Swedia, yang sejak lama menantikan restu Ankara untuk bisa bergabung ke dalam aliansi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Erdogan pernah bersumpah bahwa Turki tak akan merestui Swedia masuk NATO imbas aksi politikus sayap kanan mereka, Rasmus Paludan, yang membakar Al Quran. Ankara juga sejak awal tak mau meratifikasi jika Stockholm tak segera mengekstradisi kurdistan yang kabur ke negara tersebut.

Lantas, bagaimana nasib Swedia dengan kemenangan Erdogan?

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada 15 Maret lalu sempat menyatakan harapannya bahwa Turki akan meratifikasi negaranya masuk NATO usai melakukan pemilu.

[Gambas:Video CNN]

Dia mengatakan Swedia saat ini siap untuk ratifikasi, namun akan menghargai setiap keputusan Turki.

"Kami percaya bahwa kami siap untuk ratifikasi, tetapi kami menghargai bahwa hanya Turki yang dapat membuat keputusan Turki," kata Kristersson saat jumpa pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, seperti dikutip Anadolu Agency.

Sejalan dengan ini, eks Perdana Menteri Swedia Carl Bildt menilai kemungkinan Turki tidak meratifikasi Stockholm karena belum ada kejelasan terkait siapa yang akan memerintah Ankara ke depan. Dia mengatakan hal tersebut sebelum Turki melakukan pemilu.

Menurutnya, setelah pemilu digelar, kemungkinan akan ada tindak lanjut dari Turki mengenai permintaan Swedia untuk bergabung dengan NATO.

"Jadi kami menantikan apa yang terjadi setelah pemilu dan berharap akan ada ratifikasi cepat sebelum KTT NATO di Lituania pada Juli," kata Bildt kepada Al Jazeera.

"Ini bukan sesuatu yang Anda lakukan saat makan siang, lebih dari satu kali makan siang. [Sehingga] Turki meluangkan waktu untuk menilai proses kami dan membuat keputusan setelah pemilu mereka masih bisa dimengerti," kata sang mantan PM.

Saat ini, hanya Swedia dari beberapa negara Nordik yang belum direstui Turki untuk masuk ke NATO. Finlandia, yang mestinya masuk bersama Stockholm, sudah lebih dulu direstui pada Maret.

Untuk mengejar ketertinggalan ini, Swedia pun menggenjot undang-undang anti-terorisme baru dan menyetujuinya pada awal Mei. Langkah ini dipandang sebagai upaya Stockholm menjalankan syarat Ankara agar benar-benar direstui bergabung ke dalam aliansi.

Undang-undang itu sendiri memberikan otoritas kekuasaan yang lebih luas untuk menangkap dan menuntut orang-orang yang mendukung organisasi teroris. UU anti-terorisme baru Swedia rencananya berlaku mulai 1 Juni mendatang, demikian dikutip dari TRT World.

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Erdogan Presiden Turki 3 Periode, Bagaimana Nasib Swedia ke NATO?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER