Pemicu Demo Serbia di Kosovo hingga Bentrok dan Lukai 30 Tentara NATO
Sekitar 30 tentara penjaga perdamaian Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) terluka buntut bentrok dengan pedemo Serbia di utara Kosovo, Senin (29/5).
Bentrokan itu terjadi setelah sejumlah etnis Albania menjabat sebagai wali kota beberapa wilayah di sana yang mayoritas adalah warga keturunan Serbia.
Lihat Juga :KILAS INTERNASIONAL Lawan Erdogan Sebut Pemilu Tak Adil sampai China Damprat Israel di PBB |
Pemilihan wali kota itu sendiri sempat diboikot oleh warga Serbia Kosovo usai digelar pada April.
Masyarakat Serbia di kawasan marah karena tak sudi dipimpin oleh orang yang jelas-jelas tidak dipilih oleh mereka. Mereka ingin dipimpin oleh pemerintah daerah yang 'dibekingi' Beograd.
Protes pun pecah selama sepekan terakhir. Pada Jumat (26/5), tiga dari empat walikota etnis Albania di wilayah itu sampai-sampai dikawal polisi saat ke kantor mereka.
Sebab, mereka dilempari batu oleh masyarakat Serbia Kosovo yang kemudian dibalas aparat dengan tembakan gas air mata dan meriam air demi membubarkan demonstran.
Protes itu pun berlanjut hingga memicu bentrok dan melukai prajurit NATO di kawasan tersebut.
Menteri Pertahanan Hungaria, Kristof Szalay-Bobrovniczky, mengonfirmasi tujuh tentara mereka terluka parah imbas bentrokan tersebut. Para prajurit juga disebut akan dibawa pulang untuk mendapat perawatan.
Bobrovniczky juga mengatakan sebanyak 20 tentara, termasuk tentara Italia, terluka dalam insiden tersebut, demikian dilaporkan Reuters.
Kementerian Pertahanan Italia mengatakan 14 tentara penjaga perdamaian Pasukan Kosovo NATO (KFOR) terluka akibat lemparan "bom molotov, dengan paku, petasan, dan batu di dalamnya" oleh para pengunjuk rasa.
"Kontingen KFOR Italia dan Hungaria menjadi sasaran serangan yang tidak beralasan dan mengalami luka trauma dengan patah tulang dan luka bakar akibat ledakan alat pembakar," demikian keterangan KFOR, seperti dikutip CNN.
Lanjut baca di halaman berikutnya...