Seorang warga Indonesia yang menunaikan haji tahun ini, Metha Vegiantri, membagikan kisahnya menjalani ibadah di tengah panas ekstrem Arab Saudi.
Metha mengatakan panas di Tanah Arab itu luar biasa "dahsyat" karena saat ini tembus 43 derajat celsius. Begitu dahsyatnya hingga jemuran baju bisa kering hanya dalam 15 menit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat dahsyat sekali," kata Metha kepada CNNIndonesia.com, Jumat (9/6).
Metha bercerita kondisi panas ekstrem itu terutama sangat amat terasa di wajah, yang mana tak tertutup sehelai kain apa pun. Kalau pun mengenakan masker, pelindung hidung itu mesti dibasahkan terlebih dulu agar "napas" menjadi "lembab".
"Kalau kepanasan, bisa bikin pusing kayak gempa gitu. Harus banyak-banyak minum air putih biar enggak dehidrasi," tutur Metha.
Karena panas yang demikian, tabir surya serta oralit adalah hal yang wajib yang tak boleh dilupakan. Dalam sehari, ia dan jemaah haji bisa minum oralit hingga dua sampai tiga kali.
"Sehari bisa dua atau tiga kali. Tapi satu oralit bisa berkali-kali. Enggak lebih dari satu jam," ujarnya.
Oralit sendiri merupakan larutan pengganti cairan dan elektrolit yang ada di dalam tubuh, umumnya diminum oleh pengidap diare. Larutan ini nyatanya juga mesti dikonsumsi di tengah cuaca panas ekstrem yang bisa menghilangkan cairan tubuh.
Menurut Metha, oralit biasanya harus diminum jemaah setelah beribadah maupun saat menuju masjid.
"Soalnya buat pengganti cairan tubuh. Jadi setiap baru beres (selesai) dari masjid harus diminum. Atau enggak buat bekal ke masjid. Kan jalan tuh. Jadi harus dibawa," ucapnya.
Metha berujar jemaah haji tak perlu khawatir jika dalam kondisi itu kehabisan oralit. Sebab, larutan itu banyak disediakan oleh tim kesehatan yang berada di berbagai titik, termasuk di masjid itu sendiri.
Lanjut baca di halaman berikutnya...