Jakarta, CNN Indonesia --
Salah satu jemaah haji asal Indonesia, Ade Chandra, berbagi pengalaman selama berada di Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji.
Ibadah haji 2023 akan berlangsung pada 26 Juni hingga 1 Juli. Jemaah Indonesia sudah diberangkatkan sejak 24 Mei, termasuk Ade yang ikut gelombang pertama keberangkatan sejak 25 Mei lalu.
Mereka yang ikut gelombang pertama mendarat di Madinah dan tinggal hingga 3 Juni. Setelah itu, mereka pindah ke Mekkah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Cuaca di Mekkah hari ini] 41 derajat," kata Ade saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (7/6).
Namun, suhu panas itu belum terlalu berdampak padanya, lantaran dia hanya sebentar berada di luar ruangan.
"Di Mekkah [saya] cuma [ke] hotel dan ke Ka'bah. Waktu untuk tawaf kalau di dekat Ka'bah 30 sampai 40 menit, lanjut syaikan di dalam ruangan dan ber-ac. Belum menghadapi cuaca panas yang lama," ujar dia.
Jemaah haji lain, Enung, juga membagi pengalaman serupa. Ia mengaku cuaca di Saudi memang lebih panas dari Indonesia.
"Ya, kalau lebih panas, iya," ungkap dia. Namun, Enung tak bercerita lebih jauh soal kondisi cuaca ekstrem di negara tersebut termasuk langkah yang dilakukan.
[Gambas:Video CNN]
Ade sementara itu, bercerita soal pengalaman dia saat di Madinah. Hingga kini, dia masih merasa baik-baik saja meski suhu di dua kota suci Saudi tergolong tinggi.
"Sampai saat ini Alhamdulillah baik-baik saja, mungkin karena jemaah selama di Madinah hanya bolak-balik hotel ke Masjid Nabawi, " ujar Adhe.
Di Madinah, Adhe dan jemaah haji lain menjalankan ibadah termasuk salat 40 waktu dalam sehari.
Lebih lanjut, dia bercerita langkah-langkah yang diambil dalam menghadapi cuaca panas.
Adhe mengonsumsi air mineral lebih banyak, memakai topi dan kacamata, menyemprotkan air ke muka, serta kerap mengoleskan bibir dengan lip balm agar tak kering.
Lanjut di halaman berikutnya...
Meski hingga kini masih dalam kondisi baik, Ade mengaku tetap khawatir imbas cuaca panas itu, terlebih banyak jemaah yang kesehatannya terganggu. Misalnya, ia mendengar cerita ada jemaah yang tiba-tiba mimisan.
Ia menduga mungkin saat ibadah haji berlangsung Ade bakal terdampak cuaca panas Saudi.
"Mungkin nanti pada waktu puncak nanti di Arafah, Musdalifah, dan Mina. Kita belum tahu seperti apa," kata Ade.
Dia juga bercerita pemerintah Indonesia memberikan langkah antisipasi saat cuaca panas menghantam Saudi, di antaranya memberi botol khusus spray untuk menyemprot air ke wajah.
Cuaca Bisa Sampai 49 Derajat Celsius
Dalam kesempatan terpisah, Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Eko Hartono, mengatakan cuaca di Arab Saudi memang memasuki cuaca ekstrem.
Ia juga mengatakan cuaca di Saudi bisa mencapai 49 derajat celsius saat ibadah haji berlangsung.
"Saudi memang sudah memasuki musim panas, suhu terus naik. Sekarang sekitar 41 derajat celsius, dan nanti pas haji sekitar 49 derajat," kata Eko kepada CNNIndonesia.com pada akhir Mei lalu
Di tengah gelombang panas itu, Eko mengungkapkan pemerintah Indonesia telah menyiapkan langkah mitigasi. Salah satunya yakni menyiapkan medical center bagi jemaah haji RI.
Sementara itu, petugas penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 Hijriah, Subhan Cholid, mengatakan rata-rata suhu di Mekkah berkisar 30 hingga 45 derajat celsius.
Ia lantas mengimbau jemaah untuk menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri dalam menjalankan ibadah sunah atau program ziarah.
"Cuaca di Mekkah sangat panas. Jemaah diimbau menjaga kesehatan, tidak memaksakan diri dalam beribadah sunah, dan laksanakan ibadah haji sesuai kemampuan diri," ujar Subhan dalam pernyataan resmi pada Selasa (6/6) yang dirilis di situs Kementerian Agama RI.
Subhan juga mengimbau agar jemaah haji RI tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, tidak memaksakan ibadah sunah, ziarah, dan aktivitas yang menguras tenaga.
Selain itu, ia menganjurkan para jemaah beribadah sesuai kemampuan sehingga pelaksanaan haji bisa berjalan lanca