Jenderal top Rusia, Sergei Goryachev (52), dikabarkan tewas akibat serangan rudal di wilayah Donetsk saat Kyiv gencar melancarkan serangan balasan dalam beberapa waktu belakangan.
Serangan itu diduga menggunakan rudal Storm Shadow, misil buatan negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Inggris yang dikirim untuk membantu Kyiv melawan Kremlin, demikian dilaporkan Deutsche Welle (DW).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Pertahanan Rusia sejauh ini belum mengonfirmasi kabar tewasnya Goryachev.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace pada Kamis (8/6) membenarkan bahwa pihaknya memang mengirim rudal untuk menyokong Kyiv.
Menurutnya, pengiriman rudal itu merupakan "kesempatan terbaik Ukraina untuk membela diri terhadap kebrutalan Rusia yang berkelanjutan."
Seperti dilansir CNN, Storm Shadow merupakan rudal jelajah jarak jauh dengan kemampuan siluman yang dikembangkan bersama oleh Inggris dan Prancis.
Storm Shadow biasanya diluncurkan dari udara dan memiliki jarak tembak lebih dari 250 kilometer atau 155 mil. Jangkauan itu hanya sedikit kurang dari kemampuan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat permukaan-ke-permukaan buatan Amerika Serikat, ATACMS, yang bisa mencapai 185 mil.
Storm Shadow memiliki jangkauan untuk menyerang jauh ke dalam wilayah yang dikuasai Rusia yakni di timur Ukraina.
Seorang pejabat Barat mengatakan kepada CNN bahwa Inggris telah menerima jaminan dari pemerintah Ukraina bahwa rudal-rudal ini hanya akan digunakan di dalam wilayah kedaulatan Ukraina, bukan di Rusia.
Wilayah ini termasuk Crimea, yang dinyatakan Inggris sebagai kedaulatan Ukraina namun "dianeksasi secara ilegal" oleh Rusia.
"(Rudal itu) pengubah permainan nyata dari perspektif jangkauan," kata seorang pejabat senior militer AS kepada CNN.
Menurut MBDA Missile Systems, perusahaan Eropa yang memproduksi rudal, Storm Shadow adalah "senjata serangan dalam" yang mampu dioperasikan siang dan malam di segala cuaca. Rudal ini disebut punya sistem navigasi canggih untuk memastikan akurasi.
"Setelah diluncurkan, senjata turun ke dataran tinggi untuk menghindari deteksi," demikian menurut situs web MBDA.
"Saat mendekati target, pencari infra merah onboard mencocokkan gambar target dengan gambar yang disimpan untuk memastikan s
(blq/bac)