Militer Amerika Serikat diberikan izin untuk menempatkan pasukan dan beroperasi di pangkalan militer Papua Nugini (PNG).
Berdasarkan pakta keamanan terbaru dengan PNG, Amerika Serikat bisa mengerahkan pasukan dan kapal di enam pelabuhan dan bandara utama, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus dan fasilitas di ibu kota Port Moresby.
Dilansir AFP, Washington diberikan "akses tanpa hambatan" ke lokasi untuk "memposisikan peralatan, suplai dan material", dan memiliki "penggunaan eksklusif" di beberapa zona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakta pertahanan ini membuka pintu bagi Washington untuk membangun jejak militer baru di PNG, seiring dengan meningkatnya pengaruh China.
Pangkalan AL Lombrum yang berlokasi di tepi barat daya Samudra Pasifik, di masa lalu telah digunakan sebagai garnisun pasukan Inggris, Jerman, Jepang, Australia dan AS.
Akses yang diberikan bagi pasukan AS di Lombrum juga bisa digunakan untuk memperkuat fasilitas AS di Guam, yang dapat menjadi kunci jika terjadi konflik terkait Taiwan.
Selama Perang Dunia Kedua, pangkalan itu adalah salah satu pangkalan terbesar AS di Pasifik, di antaranya dengan menempatkan 200 kapal termasuk enam kapal perang dan 20 kapal induk yang digunakan untuk merebut kembali Filipina dari Jepang.
Perdana Menteri PNG, James Marape, terpaksa mempertahankan kesepakatan dengan AS meski menuai berbagai protes dan kritikan.
"Kami telah membiarkan militer terkikis dalam 48 tahun terakhir. Kedaulatan ditentukan oleh ketangguhan dan kekuatan militer," ungkap Marape.
Kaya akan sumber daya alam dan dekat dengan rute pelayaran utama, Papua Nugini kini menjadi salah satu pusat "tarik-menarik" diplomatik antara AS dan China.
(dna)