Ada Sekte Pemuja Matahari di Festival Musim Panas Stonehenge Inggris
Sekitar 8.000 orang menghadiri Festival Musim Panas di Stonehenge, Inggris, pada Selasa (21/6).
Di antara kerumunan itu, ada sekte pemuja matahari yang turut hadir.
Mereka yang berpartisipasi di acara ini di antaranya pagan, penduduk lokal, turis, hingga kelompok spiritualis zaman modern yang terkait tatanan agama Celtic kuno, druid.
Orang-orang itu berkumpul di sekitar lingkaran batu prasejarah. Beberapa mengekspresikan pengabdian mereka terhadap matahari, sebagian lain datang untuk bersenang-senang.
Mereka bermalam di Stonehenge untuk menyambut matahari terbit pada Rabu, yang merupakan hari terpanjang di Belahan Bumi Utara.
Para druid sementara itu melakukan ritual di sekitar titik balik matahari dengan jubah putih tradisional mereka. Ini secara efektif menggambarkan semua tentang siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali.
Tahun ini, titik balik matahari musim panas di Stonehenge dimulai pada Selasa pukul 19:00 waktu setempat dan berlangsung hingga Rabu pukul 08:00 setempat.
Untuk satu malam ini, orang-orang diperbolehkan menghabiskan waktu di dalam lingkaran batu. Lantunan gitar akustik dan drum turut memeriahkan festival ini.
"Stonehenge terus memikat dan menyatukan orang merayakan musim, seperti yang telah dilakukan selama ribuan tahun," ujar direktur Stonehenge sebuah badan amal yang mengelola ratusan situs bersejarah English Heritage, Nichola Tasker, seperti dikutip Associated Press.
Ia kemudian berkata, "Ada suasana yang indah dari matahari terbenam hingga matahari terbit, dan semua orang menikmati pagi yang sangat atmosferik."
Pihak berwenang melarang pengunjung menaiki batu. Mereka juga melarang peziara membawa Alkohol dan sound system di acara ini. Namun, mereka boleh membawa selimut.
Situs itu merupakan simbol budaya dan sejarah Inggris. Stonehenge ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata terbesar di negara itu.
Stonehenge dibangun di atas tanah datar Dataran Salisbury secara bertahap mulai 5.000 tahun yang lalu, hingga pada periode Neolitik sekitar 2.500 SM.
Beberapa batu, yang disebut batu biru, berasal dari Preseli.
Makna situs tersebut hingga kini masih menjadi perdebatan sengit. Beberapa berteori Stonehenge menjadi penobatan raja Denmark, kuil druid, pusat pemujaan hingga semacam alat astronomi untuk memprediksi gerhana.
(bac)