Erdogan Bakal Bantu Putin Cari Jalan Damai Atasi Pemberontakan Wagner
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan akan membantu Presiden Vladimir Putin untuk mencari resolusi perdamaian terkait pemberontakan tentara bayaran Wagner yang menyerbu Rusia.
Pihak Kremlin mengungkapkan hal tersebut disampaikan oleh kedua pemimpin negara tersebut lewat sambungan telepon pada Sabtu (24/6) waktu setempat.
"[Erdogan] menggarisbawahi pentingnya beraksi dengan akal sehat," kata pihak kepresidenan Turki dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP.
"Presiden Erdogan mengatakan kami, sebagai Turki, siap menjalani bagian kami untuk melakukan penyelesaian damai atas peristiwa di Rusia secepat mungkin," tambah mereka.
Sebelumnya, Erdogan dan Putin melakukan sambungan telepon untuk membahas tentara bayaran Wagner. Dalam obrolan tersebut, Erdogan juga menyatakan dukungan penuh terhadap Putin.
"Presiden Rusia memberikan informasi tentang situasi di negara tersebut sehubungan dengan percobaan pemberontakan senjata," kata Kremlin di hari yang sama.
"Presiden Republik Turki menyatakan dukungan penuh atas langkah yang diambil oleh pimpinan Rusia," lanjutnya.
Terkait pemberontakan, Wagner mulai memasuki Rostov pada Sabtu pagi waktu setempat. Aksi ini berlangsung usai bos tentara bayaran, Yevgeny Prigozhin, menuding pasukan Rusia menyerang kamp Wagner.
Imbas serangan itu, banyak personel Wagner yang dilaporkan tewas. Kelompok ini, kata Prigozhin, siap bernegosiasi dan meletakkan senjata ke Kementerian Pertahanan Rusia. Namun, mereka terus diserang.
Belakangan, Kemenhan Rusia membantah serangan itu.
"Semua pesan dan rekaman video yang didistribusikan di jejaring sosial atas nama E. Prigozhin tentang dugaan serangan oleh Kementerian Pertahanan Rusia terhadap 'kamp militer PMC [Perusahaan Tentara Swasta] Wagner' tidak sesuai dengan kenyataan dan merupakan provokasi informasi," demikian menurut Kemenhan Rusia pada Sabtu.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pasukan tentara bayaran Wagner sebagai pengkhianat dan menusuk dari belakang rakyat Rusia. Dalam pidatonya, Putin juga menyebut apa saja yang memecah persatuan Rusia merupakan bentuk "penusukan dari belakang terhadap negara dan rakyat."
"Apa yang kita hadapi justru pengkhianatan. Ambisi yang berlebihan dan kepentingan pribadi telah menyebabkan pengkhianatan," kata Putin, dikutip CNN.
Lebih lanjut, Putin mengatakan aksi Wagner sebagai pengkhianatan internal. Ia lantas menegaskan akan melindungi Rusia dan rakyatnya dari segala bentuk pengkhianatan dari internal maupun eksternal.
"Semua jenis petualang politik dan kekuatan asing, yang memecah belah negara dan mencabik-cabiknya, mengambil untung dari kepentingan mereka sendiri. Kami tidak akan membiarkan ini terjadi lagi," ujar Putin.