Jemaah Haji Indonesia Akan Dicek Ulang Usai Terlantar di Muzdalifah
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief mengatakan timnya bakal mengecek ulang jemaah haji dari Indonesia di Mina. Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan karena di beberapa tempat sudah terisi melebihi kapasitasnya.
Tak hanya itu, situasi tersebut juga terjadi setelah ada insiden terlantar di Muzdalifah sekitar 7-10 jam sebelum berangsur bisa menuju Mina.
"Penempatan juga harus diatur ulang, kami akan cek ke maktab maktab yang ada di Mina apakah mereka menempati maktabnya sesuai yang sudah ditentukan atau tidak karena beberapa tempat itu sudah overcapacity, penuh, bahkan meluber ke mana-mana,"
"Tetapi yang nanti kami lakukan adalah apakah mereka betul jemaah di situ atau limpahan dari yang lain yang belum menempati yang sesungguhnya," kata Hilman Latief kepada media di Muzdalifah, Rabu (28/6).
Terkait ketersediaan makanan, Hilman mengatakan mendapatkan bantuan atas kerja sama dengan kementerian dan pemerintah Arab Saudi. Bantuan makanan itu sudah diberikan sejak jemaah Indonesia terlantar di Muzdalifah.
"Supply untuk air sudah cukup banyak, makanan juga buah-buahan roti. Bahkan kami juga meminta sisanya langsung ke Mina tak perlu lagi ke Muzdalifah," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, ia menegaskan insiden di Muzdalifah terjadi karena kemacetan yang terjadi di jalur taraddudi (shuttle) bus yang mengantar jemaah dari Muzdalifah ke Mina.
Hilman mengatakan jalur tersebut banyak dilalui jemaah haji dari berbagai negara lain yang akan melakukan lontar jumrah di Mina.
"Traffic ya setelah bus bus mengantarkan ke Mina sulit untuk kembali mengevakuasi jemaah yang tersisa. Sehingga butuh waktu dua jam untuk bisa dinormalkan,"
"Setelah itu pun satu 1,5 jam bisa berjalan, stuck lagi sekitar 1 jam, dan itu membuat situasi di sini semakin panas udaranya, jemaah juga semakin kelelahan," cerita Hilman.
Menurut Hilman, keterlambatan pemberangkatan dari Muzdalifah bukan hanya dialami jemaah Indonesia melainkan Filiphina, Malaysia, dan negara lainnya.
"Tapi memang, yang paling kentara itu dari Indonesia karena jumlah kita banyak sekali," ucapnya.
(chri)