AS Sebut Pembakaran Kitab Suci Tak Sopan dan Menyakitkan

CNN Indonesia
Kamis, 29 Jun 2023 18:32 WIB
Seorang demonstran membakar Al-Qur'an di luar masjid Stockholm, Swedia, Rabu (28/6). (via REUTERS/TT NEWS AGENCY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Departemen Luar Negeri AS mengatakan pembakaran teks-teks keagamaan sebagai hal yang tak sopan dan menyakitkan.

Hal ini dikatakan menyusul aksi pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan seorang warga Irak di luar sebuah masjid di Masjid Stockholm, Medborgarplatsen, Rabu (28/6) atau saat perayaan Iduladha di Swedia.

"Kami mengatakan secara konsisten bahwa pembakaran teks-teks agama tidak sopan dan menyakitkan, dan apa yang legal [secara hukum] belum tentu pantas," kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel, ketika ditanya tentang tindakan provokatif tersebut, dikutip dari Anadolu Agency.

Paman Sam pun mengisyaratkan dorongan untuk proses hukum terkait pembakaran ini sambil mengaitkannya dengan dukungan buat masuk keanggotaan Pakta Atlantik Utara (NATO).

"Jadi saya akan membiarkan pemerintah Swedia dan penegak hukum setempat berbicara secara spesifik atau lebih lagi tentang insiden khusus ini secara luas," ujar Patel.

"Kami terus mendorong Hongaria dan Turki untuk meratifikasi protokol pencapaian Swedia tanpa penundaan, sehingga kami dapat menyambut Swedia ke dalam aliansi. Secepatnya," lanjutnya.

Aksi pembakaran Al-Qur'an kemarin bukan yang pertama di Swedia. Polisi sebenarnya sempat melarang pembakaran Al-Qur'an buntut protes keras dari berbagai negara.

Pada Februari, polisi menolak izin untuk dua upaya pembakaran Al-Qur'an, dengan alasan masalah keamanan. itu dilakukan setelah aksi yang sama yang dilakukan politikus sayap kanan Denmark Rasmus Paludan di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Januari.

Namun, pada 12 Juni, pengadilan banding Swedia menguatkan keputusan pengadilan yang lebih rendah untuk membatalkan larangan pembakaran Alquran.

Hakim memutuskan bahwa polisi tidak memiliki dasar hukum untuk mencegah dua protes pembakaran Alquran awal tahun ini.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson sempat mengakui aksi pembakaran Al-Qur'an membuat rencana pihaknya masuk NATO makin sulit.

Pasalnya, Turki, salah satu anggota NATO yang memprotes keras pembakaran Al-Qur'an itu, menentang rencana Swedia masuk aliansi tersebut.

"Kejadian dan tindakan [Paludan membakar Al-Qur'an] di Swedia dalam beberapa pekan belakangan memperumit dialog yang sudah dekat dan penuh rasa hormat dengan Turki," ucap Kristersson, Jumat (3/2).

"Unjuk rasa yang dilakukan segelintir kelompok, bahkan hanya beberapa orang, berdampak pada pandangan terhadap Swedia di luar negeri," tandasnya.

(arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK