Prancis Bantah Kejadian Polisi Tembak Remaja Bentuk Rasisme

CNN Indonesia
Sabtu, 01 Jul 2023 03:30 WIB
Prancis bantah tuduhan PBB tentang kejadian polisi tembak mati remaja 17 tahun sebagai bentuk rasisme.
Prancis bantah tuduhan PBB tentang kejadian polisi tembak mati remaja 17 tahun sebagai bentuk rasisme. (Reuters/Sarah Meyssonnier)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Prancis menolak tuduhan PBB bahwa penembakan pemuda 17 tahun oleh polisi pada Selasa (27/6) merupakan aksi rasial. Menurut mereka, tuduhan PBB atas permasalahan itu sangat tak berdasar.

"Tuduhan rasisme atau diskriminasi sistemik apa pun di kepolisian Prancis sama sekali tidak berdasar," kata Kementerian Luar Negeri Prancis seperti diberitakan AFP, Jumat (30/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bantahan tersebut dilontarkan pemerintah Prancis setelah juru bicara kantor hak asasi manusia PBB Ravina Shamdasani mengatakan pada pagi harinya mengungkapkan keprihatinan atas kematian Nahel, remaja yang ditembak polisi Prancis.

"Kami prihatin dengan pembunuhan seorang anak berusia 17 tahun keturunan Afrika Utara oleh polisi di Prancis pada Selasa,"

"Ini adalah momen bagi negara untuk secara serius menangani masalah rasisme dan diskriminasi yang mendalam dalam penegakan hukum," kata Ravina Shamdasani dalam jumpa pers di Jenewa.

[Gambas:Video CNN]



Otoritas Prancis hingga kini belum merilis informasi apa pun tentang latar belakang etnis Nahel.

Sementara itu, PBB memiliki komite penghapusan diskriminasi rasial (Committee on the Elimination of Racial Discrimination/CERD) yang merupakan badan ahli independen yang memantau negara menerapkan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi semacam itu.

Pada Desember 2022, CERD menyuarakan keprihatinan mendalam atas seringnya pemeriksaan identitas hingga dugaan penghentian diskriminasi di Prancis, yang menurut komite secara tidak proporsional menargetkan anggota kelompok minoritas tertentu.

Namun, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan komitmen Prancis dan kepolisiannya untuk melawan rasisme dan diskriminasi "tidak dapat diragukan."

Selain PBB, orang tua korban juga sempat menyinggung isu rasial di balik kematian anaknya.

"Dia tidak perlu membunuh putraku. Peluru? Begitu dekat dengan dadanya? Tidak, tidak," kata Mounia dalam wawancara pertamanya kepada media seperti diberitakan France 5 pada Kamis (29/6).

"Petugas itu melihat wajah Arab, seorang anak kecil, dan ingin mengambil nyawanya," katanya.

Ia pun mengaku tak dendam dengan kepolisian Prancis, melainkan hanya menyalahkan satu oknum, yakni yang membunuh anaknya.

"Saya tak menyalahkan polisi, saya menyalahkan satu orang: Dia yang mengambil nyawa anak laki-laki saya," kata Mounia kepada France 5.



"Saya punya teman yang juga polisi dan mereka sepenuhnya mendukung saya. Mereka tak setuju dengan semua yang terjadi."

Polisi yang menembak mati remaja bernama Nahel M itu kini sedang ditahan dan didakwa voluntary homicide atau pembunuhan yang terjadi karena kemarahan atau nafsu tiba-tiba.

Namun, kuasa hukum menyatakan bakal mengajukan banding atas penahanan kliennya pada Jumat (30/6).

(afp/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER