Ukraina 'Frustrasi' Negara Sekutu Lambat Kirim Pasokan Senjata Perang
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan balasan ke Rusia sempat tertunda, karena lambatnya pengiriman senjata dari negara Barat dan sekutu.
Dalam sebuah wawancara di kota pelabuhan Odesa, Zelensky mengatakan sudah berusaha memulai serangan balasan ke Rusia jauh lebih awal sebelum Juni.
"Serangan balasan kami yang lambat terjadi karena kesulitan tertentu di medan perang. Saya ingin serangan balasan dilakukan lebih awal, karena semua orang tahu jika serangan balasan dilakukan nanti, maka sebagian besar wilayah kami akan diambil," kata Zelensky, dikutip dari AFP.
Zelensky mengaku sudah memberi tahu para pemimpin di Eropa dan Amerika Serikat sebelum serangan balasan, bahwa kekurangan pasokan persenjataan akan mengakibatkan lebih banyak korban.
"Saya berterima kasih kepada AS yang mendukung kami, namun saya mengatakan kepada para pemimpin Eropa bahwa kami ingin memulai serangan balasan lebih awal dan kami membutuhkan semua senjata dan material untuk itu," ujarnya.
Ia menambahkan, "Kenapa? Hanya karena jika kita mulai nanti, semua akan terlambat dan kita akan banyak kehilangan nyawa."
Dalam wawancara terpisah, panglima militer Ukraina Valery Zaluzhny juga mengungkapkan rasa frustrasi atas lambatnya pengiriman persenjataan yang dijanjikan dari negara-negara Barat.
Zaluzhny mengaku "kesal" tentang lambatnya pengiriman bantuan dari Barat yang telah lama ditunggu-tunggu untuk melawan pasukan Rusia di selatan Ukraina.
Ukraina hingga kini masih menunggu pesawat tempur F-16 yang dijanjikan oleh sekutunya. Sebelumnya Zelensky mengatakan bahwa dia telah "menekankan" kebutuhan akan F-16 berkali-kali.
"Ini bahkan bukan tentang keuntungan Ukraina di atas langit Rusia. F-16 memberi kita keuntungan untuk membangun pertahanan di koridor ini," ujar Zelensky.
(dna/dna)