Rusia Tuding Ukraina Ingin Seret AS-NATO dalam Perang Dunia 3

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jul 2023 17:23 WIB
Rusia menuding Ukraina ingin menyeret NATO termasuk AS terlibat dalam konflik kedua negara dan memicu Perang Dunia 3. (AFP/Natalia Kolesnikova)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia membantah tudingan Ukraina bahwa Moskow tengah merencanakan serangan false-flag dengan menyabotase pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaphorizhia.

Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Anatoly Antonov, justru menuduh Kyiv ingin menggunakan narasi itu untuk menyeret Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) termasuk Amerika Serikat dalam peperangan yang lebih fatal.

Antonov mengklaim Ukraina tengah frustrasi lantaran serangan balasan terhadap pasukan Ukraina tak kunjung berhasil menghentikan invasi.

"Kami meminta kurator rezim Kyiv untuk menjalankan tanggung jawab dan memberikan pengaruh pada orang-orang mereka untuk menghindari bencana berskala besar," kata Antonov pada Kamis (6/7).

"Elit penguasa Barat harus memahami bahwa kegagalan di medan perang membuat Kyiv berkeinginan untuk menciptakan dalih untuk pengerahan kontigen NATO ke Ukraina sehingga meningkatkan konflik regional menjadi Perang Dunia 3," paparnya menambahkan.

Antonov pun menambahkan, "warga Amerika dan Eropa hampir tidak siap untuk berbaris dalam barisan yang rapih ke neraka, di mana pemerintah Zelensky menyeret seluruh planet (ke medan perang)."

Komentar Antonov muncul ketika Rusia dan Ukraina saling tuding tengah merencanakan serangan ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang selama ini menjadi salah satu titik panas perang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh bahwa Rusia telah menempatkan benda-benda menyerupai bahan peledak di atap situs nuklir tersebut.

Sejauh ini, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebagai pengawas memastikan tidak ada bahan peledak yang terdeteksi di PLTN tersebut. Direktur IAEA Rafael Grossi juga mengatakan para ahli pengawas IAEA juga sudah meminta akses tambahan ke situs itu untuk meningkatkan pengawasan.

Sementara itu, Kedutaan Besar Ukraina di AS menegaskan bahwa Presiden Zelensky memiliki "dokumen" yang dapat membuktikan bahwa personel Rusia telah menanam ranjau di situs nuklir Zaporizhzhia dan "secara teknis siap" untuk melakukan serangan.

Menurut kedutaan, tim pengawas IAEA tidak memiliki perangkat yang cukup memadai untuk mendeteksi bahan peledak Rusia tersebut.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan kepada Newsweek bahwa pejabat Gedung Putih telah "mengetahui laporan Zelensky soal Rusia sedang mempertimbangkan serangan terhadap pembangkit Zaporizhzhia.

"Rusia telah memainkan permainan yang sangat berbahaya dengan penyitaan militernya atas pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina, yang terbesar di Eropa," kata juru bicara tersebut.

"Radiasi tidak mengenal batas, dan sebuah insiden dapat berdampak di luar sekitar Zaporizhzhia."

(rds/bac)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK