ANALISIS

AS vs Rusia-China Berebut Pengaruh di ASEAN, RI Harus Bagaimana?

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Jul 2023 11:33 WIB
Rusia-China dan Amerika Serikat tampak berebut pengaruh di ASEAN untuk memperluas pengaruhnya.
Menlu AS Antony Blinken (kiri) dan Menlu Rusia Sergei Lavrov. (AFP/Alex Brandon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rusia-China dan Amerika Serikat tampak berebut pengaruh di ASEAN untuk memperluas pengaruhnya.

Untuk mengatasi kondisi ini sekaligus menjaga sentralitas blok, Indonesia harus bagaimana?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negeri Beruang Merah bahkan mendorong ASEAN untuk mengurangi ketergantungan ke Amerika Serikat dengan cara menyingkirkan dolar dalam perdagangan internasional.

Beberapa mata uang yang banyak digunakan sebagai pengganti dolar AS adalah rubel Rusia, yuan China, dan dirham Uni Emirat Arab.

China sementara itu, terus berusaha mendekati ASEAN terlihat dari begitu mudah mereka menanam modal di sejumlah negara Asia Tenggara. Pemerintah Beijing juga memiliki pangkalan militer di Kamboja.

[Gambas:Video CNN]

AS, menurut pengamat, tak begitu menaruh perhatian ke ASEAN. Namun, kepentingan mereka justru di wilayah maritim untuk mengimbangi pengaruh China.

Negeri Paman Sam memiliki pangkalan militer di Singapura dan Filipina. Di Filipina, mereka bahkan berencana menambah empat pangkalan militer baru.

Menyoal berebut pengaruh ASEAN, guru besar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai posisi blok ini bagi ketiga negara tersebut sangat penting. Ia merinci sejumlah faktor yang membuat blok ini punya daya tawar.

"ASEAN itu pasar yang menjanjikan karena penduduknya lebih dari 660 juta dan kelas menengahnya berkembang terus. Ekonomi [juga] nomor 7 dunia," ujar Hikmahanto kepada CNNIndonesia.com, Kamis (14/7) malam.

Lebih lanjut, Hikmahanto menerangkan dalam persaingan negara besar, siapa saja yang bisa menguasai ASEAN akan unggul dibanding negara lain.

"Sehingga ASEAN menjadi medan persaingan, yang kalau dalam bahasa militer, medan perangnya," ungkap dia.

Pengamat dari Pusat Studi Strategis dan Internasional Waffaa Kharisma punya penilaian yang berbeda. Ia menduga ASEAN menjadi rebutan negara adikuasa karena banyak inisiatif regional yang mendorong kerja sama antar negara.

"Untuk beberapa aspek kerjasama tertentu, sulit mengabaikan ASEAN secara kolektif. Makanya negara-negara besar memperhatikan ASEAN dan datang, bahkan berlomba jadi ASEAN dialogue partner," ujar Waffaa.

AS, China, dan Rusia, lanjut dia, menyadari daya tawar ASEAN. Ketiganya memasukkan ASEAN ke dalam kerangka kerja sama yang patut diperhitungkan.

Daya tarik bagi ASEAN itu ditentukan dari konsistensi, prediktabilitas performa secara ekonomi, dan stabilitas kawasan.

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER