ANALISIS

AS vs Rusia-China Berebut Pengaruh di ASEAN, RI Harus Bagaimana?

CNN Indonesia
Sabtu, 15 Jul 2023 11:33 WIB
Rusia-China dan Amerika Serikat tampak berebut pengaruh di ASEAN untuk memperluas pengaruhnya.
Pertemuan para Menlu negara-negara ASEAN di Jakarta. (Dok. Kemlu RI)

Di tengah perebutan pengaruh itu, apa yang harus dilakukan Indonesia?

Waffaa mengatakan Indonesia tetap harus memelihara sistem bebas-aktif.

"Secara umum sikapnya [Indonesia] perlu independen, tidak didikte oleh negara manapun, tetapi juga tidak pasif menghadapi hal-hal yang berpotensi mengerosikan kepentingan nasional kita,"

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, Indonesia juga perlu mengadvokasikan pandangan yang serupa ke negara anggota ASEAN lain.

Beberapa negara anggota cenderung merapat ke negara besar. Singapura dan Filipina misalnya memiliki hubungan yang dekat dengan AS, sementara Kamboja dekat dengan China.

"Kita perlu yakinkan bahwa dalam jangka panjang, kepentingan mereka akan terlayani dengan lebih baik jika mereka mempertahankan tingkat otonomi dan keagenan sebagai bagian dari kolektif ASEAN," imbuh Waffaa.

Salah satu caranya, Indonesia harus mampu membangun pengaruh pelan-pelan di negara lain yang tak begitu banyak punya pilihan. Tak punya pilihan yang Waffa maksud seperti negara tertentu yang punya hubungan dekat dengan negara besar sejak lama, atau secara wilayah lebih dekat ke negara besar.

"Ini modalnya besar. [Namun] untuk saat ini, [Indonesia] hanya menjual visi komunitas ASEAN, dengan harapan mereka menyadari bahwa bersama partner [ASEAN], mereka sama bermanfaatnya atau lebih nyaman daripada bersandar pada satu negara adidaya," ujar Waffaa.

Hikmahanto juga memiliki pandangan serupa soal upaya Indonesia. Menurut dia, RI harus pandai untuk mengkompromikan kepentingan negara yang telah berpihak.

Ia lalu memberi contoh agar tidak terjadi konflik terbuka di Laut China Selatan maka Indonesia selalu mengedepankan supaya negara terkait menggelar dialog.

Disamping itu, Indonesia juga berinisiatif membuat kode etik (Code of Conduct/CoC) meski sampai hari ini masih dibahas.

"Indonesia sangat pantas mengambil peran ini karena kita mempunyai polugri (politik luar negeri) yang bebas aktif," ungkap dia.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER