Kenapa Xi Jinping Ganti Pejabat Pengembangan Senjata Nuklir China?

CNN Indonesia
Selasa, 08 Agu 2023 09:15 WIB
Presiden China Xi Jinping menunjuk Wang Houbin sebagai Kepala Pasukan Roket PLA, yang bertugas mengawasi pengembangan nuklir dan rudal konvensional Beijing.
Uji coba rudal Dongfeng China. (AP/Lai Qiaoquan)

Presiden China Xi Jinping, dalam laporan kerjanya selama kongres nasional Partai Komunis tahun lalu, sudah mencanangkan tujuan Beijing yakni "membangun sistem pencegahan strategis yang kuat" selama lima tahun ke depan.

Rencananya ini banyak dianggap sebagai rujukan untuk meningkatkan persenjataan dan teknologi nuklir Beijing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seiring dengan ini, Song menuturkan peningkatan pengembangan nuklir China tak akan sama dengan yang dilakukan negara-negara seperti AS dan Rusia selama Perang Dingin.

"Tidak berarti China bakal mengikuti rekan-rekan AS dan Rusia untuk meningkatkan hulu ledak nuklirnya seperti yang dibayangkan dunia luar," ucap Song.

"Apa yang dikhawatirkan Jepang dan AS adalah apakah China bakal mengikuti Washington untuk mengembangkan senjata nuklir berkekuatan rendah sebagai tindakan balasan untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh Amerika," ujarnya.

Menurut perkiraan Stockholm International Peace Research Institute, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir sementara AS punya 5.428 senjata yang sama.

Sementara itu, hulu ledak nuklir berkekuatan rendah adalah senjata yang biasa digunakan untuk serangan presisi, bukan bertujuan menyebabkan banyak korban.

Pada 2021, Kantor Anggaran Kongres AS memperkirakan Washington bakal menghabiskan USD634 miliar (setara Rp9,5 kuadriliun) selama 10 tahun berikutnya demi meningkatkan persenjataan nuklir. Jumlah ini naik 28 persen dari proyeksi 10 tahun sebelumnya.

Dana ini termasuk untuk pengembangan hulu ledak nuklir berkekuatan rendah W76-2 baru untuk rudal balistik yang diluncurkan kapal selam serta pengembangan rudal jelajah nuklir yang diluncurkan kapal selam.

Sementara itu, laporan Pentagon menyebut PLA kemungkinan bakal mengembangkan rudal balistik menengah DF-26 untuk menerjunkan hulu ledak berkekuatan rendah dalam waktu dekat.

Rudal DF-26 punya jangkauan 4.000 kilometer dan dapat digunakan dalam serangan nuklir maupun konvensional terhadap target darat dan laut, seperti misalnya pangkalan angkatan laut AS di Guam.

Zhou dan Song sepakat ada kemungkinan PLA menggunakan rudal DF-26 sebagai platform untuk senjata nuklir taktis. Namun mereka menekankan bahwa Beijing hanya akan melakukan itu jika diserang lebih dahulu.

"China masih berpegang teguh pada kebijakan 'tidak menggunakan lebih dahulu' senjata nuklir termasuk bom nuklir taktis," kata Song.

Ia melanjutkan, "Namun, PLA pasti akan menyerang balik sebagai pembalasan jika AS berani menggunakannya untuk melawan militer China."

(blq/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER