Pemerintah Korea Utara disebut tengah menindak keras warganya yang menggunakan kertas propaganda sebagai bungkus dagangan.
Diberitakan Radio Free Asia (RFA), otoritas Korea Utara memburu masyarakat yang menggunakan kertas surat kabar Rodong Sinmun bergambar pemimpin mereka, Kim Jong Un, sebagai pembungkus dagangan.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindakan itu dilakukan lantaran penggunaan gambar wajah Kim untuk hal demikian dianggap sebagai penghinaan. Karenanya, per bulan ini, pihak berwenang menyidak pasar-pasar untuk menghukum masyarakat yang menjual surat kabar maupun menggunakan kertas bergambar Kim sebagai bungkus.
"Pada 5 Agustus, dua pedagang diam-diam menjual salinan Rodong Sinmun ke penjual kue beras dan penjual rokok di pasar. Mereka ditangkap oleh seorang petugas polisi berpakaian sipil dan dikirim ke pusat penahanan," kata seorang penduduk Provinsi Pyongan Selatan, utara ibu kota Pyongyang, kepada RFA.
Penduduk itu memprediksi kedua pedagang kemungkinan bakal menghadapi hukuman keras karena dugaan tidak menghormati pemimpin negara.
"Seorang petugas polisi yang saya kenal baik mengatakan kepada saya bahwa [mereka] bakal dikirim ke pusat kerja disiplin selama satu atau dua tahun karena pihak berwenang menuduh mereka melakukan kejahatan menjual kembali surat kabar partai, sebuah tindakan anti-sosialis," ucapnya.
Para pedagang di Korut belakangan menggunakan kertas dari surat kabar Rodong Sinmun sebagai pembungkus barang yang mereka jual.
Bukan cuma sebagai pembungkus, surat kabar ini juga digunakan sebagai plester lapisan pengisi oleh pedagang wallpaper hingga untuk melinting rokok.
Para pedagang mulai menggunakan surat kabar ini lantaran kertasnya berkualitas tinggi sehingga bisa membungkus barang-barang dengan lebih baik ketimbang kertas dari jerami padi atau batang jagung.
Lihat Juga : |
"Rodong Sinmun berkualitas tinggi sehingga dapat dibeli seharga 5.000 won per kilogram," kata penduduk tersebut.
"Kertas bekas biasa dijual dengan 2.000 won per kilo dan kertas kelas rendah dengan harga 1.000 won," lanjut dia.
Lanjut baca di halaman berikutnya...