5 'Kesialan' Jambore Dunia Korsel: Cuaca Ekstrem sampai Muncul Ular

CNN Indonesia
Kamis, 10 Agu 2023 07:16 WIB
Sederet masalah di Jambore Dunia Korsel mulai dari cuaca ekstrem, nyamuk, hingga muncul ular di tenda perkemahan.
Sederet masalah di Jambore Dunia Korsel mulai dari cuaca ekstrem, nyamuk, hingga muncul ular di tenda. Foto: REUTERS/KIM HONG-JI
Jakarta, CNN Indonesia --

Jambore Pramuka Dunia yang berlangsung di Saemangeum, Korea Selatan, terpaksa disetop lebih cepat gara-gara sederet masalah akibat cuaca ekstrem.

Belakangan, pihak berwenang Korsel juga memindahkan sebagian besar peserta jambore ke Seoul. Sementara itu, kontingen dari Indonesia masih berada di Jeolla Utara.

Korsel mengambil langkah itu usai muncul laporan kemungkinan topan Khanun menerjang wilayah Saemangeum pada 9-10 Agustus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sederet 'kesialan' selama Jambore Pramuka Dunia yang berlangsung di Korsel.

1. Ular

Olaf Clayton, orang tua salah satu peserta jambore bernama Gabriela, menceritakan kondisi anaknya selama di bumi perkemahan.

"Dia mengatakan ada 'hal-hal lucu' yang keluar dari tanah. Ada seekor ular di bawah tempat tidur," kata Clayton, seperti dikutip Independent.

Ia kemudian berujar, "Untungnya para pengawas Bangladesh tahu bagaimana menghadapi ular."

Menanggapi cerita itu, Kepala eksekutif Pramuka Inggris, Matt Hyde, mengecam panitia jambore dunia. Hyde juga menyinggung soal masalah makanan dan "kurangnya kebersihan" di kawasan perkemahan.

Sanitasi di acara tersebut, lanjut Hyde, dan kebersihan toilet memicu kekhawatiran tersendiri, terutama dampaknya ke kesehatan dan keselamatan.

2. Nyamuk

Nyamuk yang tak sedikit juga turut menjadi tantangan tersendiri bagi peserta Jambore Pramuka Dunia di Korsel.

Cerita itu muncul dari orang tua Gabriella, Clayton.

"Tidak ada naungan, semua kegiatan dibatalkan, dan nyamuknya besar-besar," kata Clayton.

[Gambas:Video CNN]

3. Badai

Topan Khanun juga menambah tantangan yang harus dihadapi peserta jambore.

Sebelumnya, muncul laporan topan itu akan menerjang Saemangeum pada 9-10 Agustus.

Mengantisipasi topan tersebut, pihak berwenang Korsel mengevakuasi peserta termasuk kontingen dari Indonesia, ke tempat yang lebih aman.

Topan Khanun merupakan salah satu topan tropis di Samudra Pasifik. Topan ini memiliki kecepatan angin maksimal 3 kilometer per jam.

4. Kecelakaan

Setidaknya tiga peserta Jambore dari kontingen Swiss terluka usai bus evakuasi yang membawa mereka mengalami kecelakaan.

Menurut kantor berita Yonhap, bus itu bertabrakan dengan bus lokal di Suncheon, Provinsi Jeolla Selatan.

Sementara itu, korban luka dari bus lokal tercatat lima orang.

5. Panas Ekstrem

Pekan ini, sejumlah wilayah di Korsel mengalami suhu 38 Celsius. Cuaca kian tampak parah karena tingkat kelembapan yang tinggi.

Imbas cuaca panas itu, AS, Inggris, dan Singapura menarik kontingen mereka dari Korsel.

Korsel bahkan melaporkan 21 kematian terkait cuaca panas dari 20 Mei hingga Juli 2023. Lalu, dua kematian terbaru dicatat pada Selasa (1/8), demikian dikutip Washington Post.

Jumlah tersebut melonjak tiga kali lipat dari 2022 di periode yang sama yakni tujuh kasus.

(isa/dna)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER