Swedia terus menjadi sorotan usai serangkaian insiden pembakaran Al Quran yang berlangsung di negara Nordik itu belakangan ini.
Menteri Pertahanan Swedia Carl Oskar Bohlin menuding Rusia ingin 'menyabotase' Swedia melalui aksi pembakaran kitab suci.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson juga mengutarakan komentar yang nyaris serupa. Ia menyebut terdapat aktor negara yang memanfaatkan situasi di Swedia.
Terlepas dari itu, mungkinkah pembakaran Al Quran di Swedia sabotase Rusia?
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, memandang aksi pembakaran kitab suci bukan sabotase Negeri Beruang Merah.
"Saya meragukan menguatnya isu pembakaran Al Quran di Swedia berkaitan dengan Rusia. Saya kira ini lebih dari posisi Swedia yang memberikan kebebasan dalam aksi pembakaran kitab suci sebagai hak asasi," ujar Yon kepada CNNIndonesia.com, Rabu (9/8).
Menurut dia, aturan hukum soal kebebasan ekspresi di Swedia mengganggu perasaan dunia Islam termasuk Indonesia dan negara-negara Timur Tengah. Stockholm kerap mengklaim aksi tersebut bagian dari kebebasan berpendapat dan berada di bawah pengawasan polisi.
Insiden pembakaran Al Quran itu membuat negara Muslim semakin kuat untuk mendesak Swedia agar mengadopsi kebijakan yang inklusif bagi penganut agama lain.
"Bisa dijadikan tekanan kepada Swedia agar dapat mengadopsi kebijakan yang lebih ramah terhadap penghormatan penganut agama terhadap kitab suci, terutama umat Islam," ucap Yon.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Tentara Rusia Disebut Bukan Manusia sampai Anak Raja Thailand Pulang |
Setiap aksi pembakaran Al Quran di Swedia, negara Muslim atau mayoritas Muslim ramai-ramai mengecam tindakan tersebut. Mereka juga menuntut Stockholm bersikap tegas terhadap pelaku.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>