Kelompok sayap kanan, Danske Patrioter (Patriot Denmark), kembali membakar Al Quran di depan sejumlah Kedutaan Besar negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia, di Denmark pada pekan lalu.
Danske Patrioter melancarkan aksinya di Copenhagen pada Jumat (12/8). Anggota kelompok ini membakar salinan kitab suci umat Islam di depan Kedubes Pakistan, Indonesia, Aljazair, Maroko, dan sebuah masjid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pelaku juga meneriakkan slogan-slogan anti-Islam selama membakar kitab suci umat Muslim. Aksi itu juga berlangsung di bawah perlindungan polisi, demikian dikutip Anadolu Agency.
Menanggapi pembakaran Al Quran di depan Kedubes RI di Copenhagen, juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan telah memanggil perwakilan Denmark di Jakarta.
"Atas kejadian ini, Kemlu telah memanggil perwakilan Denmark di Jakarta dan menyampaikan mengutuk keras aksi tersebut," kata Faizasyah kepada CNNIndonesia.com, Senin (14/8).
KBRI di Copenhagen, lanjut dia, juga mengambil langkah serupa.
"Di Denmark Kedubes RI juga telah menyampaikan protes keras," ungkap Faizasyah.
Sebelumnya, Danske Patrioter menggelar aksi serupa pada akhir Juli lalu. Ketika itu, mereka membakar salinan Al Quran di depan Kedubes Irak di Copenhagen.
Irak lalu mengecam aksi pembakaran itu dan mempertanyakan ulang definisi kebebasan ekspresi yang dipegang Denmark.
Belakangan, aksi pembakaran Al Quran marak terjadi di Denmark dan Swedia. Pemerintah Swedia selalu berdalih aktivitas tersebut berada di bawah pengawasan polisi, dan mereka lah yang memberi izin sehingga bukan jadi tanggung jawab langsung pemerintah.
Komunitas dan organisasi internasional mendesak agar kedua negara mengambil sikap tegas ke pelaku sehingga insiden serupa tak terjadi.
(isa/bac)