Pada 4 Maret 1980, Zimbabwe menggelar pemilihan umum (Pemilu). Di pemilu itu ZANU memenangkan 57 dari 80 Common Roll Seats. Mugabe terpilih untuk memimpin pemerintahan pertama sebagai perdana menteri. Ia memimpin hingga 1987.
Ketika itu, presiden pertama Zimbabwe Canaan Sodindo Banana dari 1980 hingga 1987.
Posisi baru Mugabe memberi warga Zimbabwe harapan bagi warga negara itu. Dia berjanji akan meredistribusikan tanah, dan mengkampanyekan anti-imperial, demikian dikutip situs yang mengkaji politik global London School of Economics and Political Science (LSE).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia lalu menjadi presiden kedua Zimbabwe dari 1987 hingga mengundurkan diri pada 2017.
Di periode itu, tanda-tanda tirani muncul. Pada 1998, Mugabe mengirim pasukan Zimbabwe untuk campur tangan di perang saudara Republik Demokratik Kongo.
Sejumlah pihak menilai langkah itu sebagai perampasan berlian dan mineral berharga Kongo, demikian dikutip History.
Kemudian pada 2000, Mugabe menyelenggarakan referendum tentang konstitusi baru Zimbabwe. Aturan ini akan memperluas kekuasaan kepresidenan dan memungkinkan pemerintah merebut tanah milik orang kulit putih. Kelompok-kelompok penentang kemudian membentuk Gerakan Perubahan Demokratis (MDC), dan berhasil menolak referendum.
Pada tahun yang sama, sekelompok "veteran perang" mulai menyerang pertanian milik orang kulit putih dan memicu kekerasan.
Imbas kerusuhan ini banyak orang kulit putih di Zimbabwe angkat kaki. Selain itu, pertanian komersial Zimbabwe pun runtuh, memicu hiperinflasi selama bertahun-tahun, dan kekurangan pangan.
Mugabe tutup usia pada suatu malam di Singapura pada 2019. Ketika kabar beredar di Zimbabwe, matahari baru menampakkan diri.
(blq/bac)